Pukul 14.30 WIB.

Sebelum pulang kembali ke Bekasi, saya sempatkan belanja jeruk manis dan jeruk keprok di desa Selorejo, diatas kawasan perumahan tempat saya tinggal. Lokasi ini terkenal dengan kebun jeruknya yang menghampar luas, dimana kita bisa memetik langsung buah jeruk di kebunnya. Juga objek wisata baru, namanya Bedengan. Sebuah sumber air dimana kita bisa mandi, merasakan kesegaran air alami, dan kita pun juga bisa berkemah disini. Lain waktu akan saya unggah cerita dari objek wisata Bedengan ini.

Harga jeruk yang baru saja dipetik cukup murah, Rp7.000,-/kg saja. Kita bisa memilih buah jeruk segar yang akan kita beli, dan mencobanya ditempat. Menurut pemilik kebun, buah jeruk akan bertambah manis setelah 3-5 hari setelah dipetik. Kalau saat itu, saat dicoba masih terasa sedikit asam. Let’s see within another 3-4 days, shall we?

Pukul 14.54 WIB

Saatnya pulang, kembali ke Bekasi. Odometer mobil saya menunjukkan KM 139.966, kita akan lihat berapa angka yang ditunjukkan odometer saat sampai di kota Bekasi keesokan harinya. Rute perjalanan pulang saya buat berbeda lagi, namun masih mengambil jalur Pantura. Bila sebelumnya saya mengambil rute Lamongan-Gresik-Surabaya-Malang, kali ini saya ambil rute Malang-Batu-Pujon-Ngantang-Kandangan-Diwek-Jombang-Babat-Badat-Tuban, dan semikian seterusnya hingga sampai Semarang dan masuk kembali ke tol Palikanci-Cipali-Cikampek hingga masuk kota Bekasi.

Seperti sudah saya prediksi sebelumnya, perjalanan di malam hari relatif lebih cepat karena jalanan relatif lebih lengang. Hanya truk-truk berukuran besar saja yang terlihat melintas, namun kendaraan-kendaraan kecil jauh berkurang. Seperti perjalanan berangkat ke Malang, saya pakai metode ‘2 jam jalan-30 menit istirahat’ yang sangat efektif untuk menghemat stamina. Namun bagaimanapun juga, menyetir jarak jauh tetap membutuhkan waktu lebih lama untuk tidur. Terhitung sepanjang perjalanan, saya ambil 4 kali istirahat panjang, masing-masing 1 jam untuk memejamkan mata. Dan cara ini juga sangat efektif untuk menghemat dan mengisi ulang tenaga.

Kami keluar dari tol Semarang tepat pukul 05.00 WIB, dan berencana untuk sarapan di Kota Pekalongan. Mencoba menu khas dari kota tersebut, yaitu Soto Tauto. Sejenis soto yang diberikan tauco (hasil fermentasi kacang kedelai yang punya karakter rasa asin). Kami penasaran dengan rasanya, seperti halnya saat kami melintasi di kota Pati, saat tertarik mencoba Nasi Gandul yang khas! Hmm.. Bagaimana ya rasanya?

Dari kuah, Tauto daging ayam atau daging sapi ini sekilas rasanya sama dengan soto lainnya. Hanya saja terasa rasa asin khas tauco di dalamnya. Untuk isian juga sama; potongan daging ayam/sapi, tauge, bihun, daun bawang, dan bawang goreng. Enak juga! Satu porsi dibandrol Rp22.000,- untuk tauto daging ayam dan sapi, sudah termasuk nasi putih. Untuk makan berdua, kami hanya membayar Rp 48.000,- untuk 2 porsi nasi tauto ayam dan sapi, 2 kerupuk, dan 2 gelas teh tawar hangat.

Setelah selesai sarapan, waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB, kami pun melanjutkan perjalanan kembali, dan dengan istirahat panjang 1 kali lagi di Rest Area 130B Cipali (1 jam), dan traffic yang cukup bersahabat dari tol Palikanci hingga exit Tol Cikampek di Bekasi Barat, kamipun sampai kembali di kota Bekasi. Saat itu, odometer mobil saya menunjukkan 140.804, dan waktu tepat menunjukkan pukul 02.56 WIB.

Terima kasih sudah menyimak perjalanan homecoming kami, dari awal, selama kami di Kota Malang, hingga kami tiba kembali di Kota Bekasi 🙂