Mungkin ini blog terakhir yang saya tulis di tahun 2015. Sebuah penutup, yang membawakan cerita yang boleh dibilang salah satu highlight di tahun 2015.
Pengalaman yang saya pikir jadi salah satu key highlight saya di tahun 2015 ini, proudly saidย adalah semester kedua saya menjadi pengajar/dosen tidak tetap di Prodi Periklanan, Jurusan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Indonesia. Well, pengalaman saya berbagi saya yang pertama bisa dibaca disini. ย Mana yang lebih berkesan? Dua-duanya sama berkesan. Pengalaman yang pertama di tahun 2014 mungkin agak kikuk, karena belum ada pengalaman mengajar jangka panjang sebelumnya ๐ Hanya mengisi kuliah tamu-kuliah tamu saja. Namun di pengalaman mengajar kedua ini lebih siap secara mental, karena simply sudah punya gambaran bagaimana mengajar yang bukan hanya sehari, namun selama empat setengah bulan, atau tujuh belas kali pertemuan, atau satu semester. Gambaran yang lain adalah, para mahasiswa yang saya ajar ini sudah paham benar berkomunikasi lewat digital media. Saya melihat bahwa mereka-mereka ini sudah teramat terbiasa dengan menggunakan media sosial yang umum seperti facebook, twitter, instagram, linkedin, hingga yang bisa dibatasi jangkauannya seperti path. Bukan lagi teramat terbiasa, namun sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Internet menjadi salah satu kebutuhan dasar dalam bersosialisasi.

Mereka punya feel yang disebut FOMO, atau Fear Of Missing Out. Rasa takut akan tertinggal informasi, menjadi seseorang yang paling update terhadap suatu informasi yang penting di jejaringnya, menjadi seseorang yang pertama membaginya dengan komunitasnya atas dasar shareworthiness, sebagai social currency.
Di pengalaman yang kedua ini, materi ajar benar-benar tidak bisa disamakan dengan semester ganjil sebelumnya. Ilmu pemasaran digital ini terus berkembang, berevolusi, terus berubah. Ilmu ini tidak statis. Sehingga apa yang saya berikan di semester ganjil sebelumnya pasti akan obsolete. Usang. Out of date. Basi!