“Tingkat kepintaran kita seharusnya berbanding lurus dengan tingkat kemapanan (kesejahteraan) kita”
Entah darimana pikiran itu muncul… Sepertinya muncul disaat sedang dalam perjalanan ke kantor. Sedikit melamun..
Tapi begitu muncul, “DUARRR!!” Muka seperti ditampar 😦
Kenapa?
Karena kadang merasa bahwa telah diciptakan unik dengan segala kelebihan dan juga kekurangan oleh yang diatas. Kadang merasa punya skill yang lebih dibanding yang lain dalam satu hal. Kadang merasa bisa menyelesaikan segala sesuatu, tentunya dengan kerja keras dan pastinya berpikir keras. Kadang merasa sangat percaya diri, merasa diri bisa diandalkan dalam menghadapi challenge, test (kalau ga mau bilang itu cobaan). Well, ini apa yang saya pikirkan. Di usia saya yang sudah menginjak 32 tahun. Tidak muda lagi.
Nah, kenapa muka seperti ditampar begitu quote diatas muncul?
Karena dengan apa yang diperoleh sekarang, yang sudah dipunyai sekarang, rasanya belum layak dianggap pintar. apalagi menganggap diri sendiri pintar. Karena ya itu tadi, kalau merasa pintar di level yang saya pikir saya berada sekarang, berarti saya dapat atau punya yang lebih dari ini dong? Realistis kan?
Apa jadinya kalo belum berbanding lurus? Maksudnya tingkat kemapanan yang seharusnya (well, something that I think I deserved) lebih tinggi dari sekarang belum jadi punya saya. Ya dijadikan berbading lurus dong 🙂 Caranya?
Pemikiran yang muncul bisa mengarah ke career development, or something else. (Frankly, I don’t know what I’m talking about whan my typing reach this part. Just gonna let it flow)
- Lihat sekeliling, siapa kita sekarang. Apa jabatan atau title kita di perusahaan tempat kita bekerja, atau kalau wirausahawan bisa melihat bagaimana laju jalannya bisnis kita. Apa kontribusi kita terhadap perusahaan, seberapa besar? Seberapa penting kita di mata manajemen?
- Enjoy nggak dengan pekerjaan sekarang? Sebab kalau kita enjoy, mungkin kita akan punya produktivitas lebih tinggi. Because simply kita mengerjakan apa yang menjadi passion kita. As wise man once said, love your job and you’ll feel like not working at all. Rasanya kayak bermain saja, tidak akan ada rasa lelah untuk accomplish what we want or dream about.
- Pertanyaan 1 dan 2 sudah dijawab. Nah sekarang lihat dari apa yang kita terima dari hasil kerja yang kita lakukan. Is it wort it? Kalau jawabannya ya, ya sudah. Ga usah lanjut dan capek-capek berpikir lagi. Kalau tidak? Well, we’re at the same floor 🙂
- Belum puas dengan yang didapat sekarang kan? Nah, yuk kita lanjut berpikir… Apa yang kita bisa lakukan untuk mendapatkan tingkat kemapanan yang lebih baik? Nunggu kenaikan gaji sesuai tingkat inflasi setahun sekali? Nunggu THR keluar, yang bisa setahun sekali (ada yang dua kali) keluar? NO!
- Promosi jabatan? Naik level jabatan, naik gaji-fasilitas-tunjangan-sistem bonus yang lebih baik? Itu dia…
- Pertanyaan lain yang muncul, ada peluang naik jabatan? Tahun ini, atau dua tahun lagi? Atau menunggu jabatan yang kita incar kosong? Nunggu manajer yang ada resign? Nggak pasti dong…
- Ok, this way perhaps. Just wait while performing outstandingly. Bigger contribution to company. Contohnya : alau kita di team sales, ya kudu perform luar biasa. Bukan hanya achieve 100% target, tapi achieve lebih dari 100% saat target itu diberikan. Caranya? Kita diberikan dua tangan-dua kaki, mulut, telinga, mata, hidung, dan karunia lainnya. Termasuk tools terhebat, otak. Optimalkan kapasitas otak. Think creative, be creative, and be passionate about your job.
- So, if you’re sales person, means you have some colleague or friends at your company to ‘beat’ To perform outstandingly, always at spotlight. Make sure management has you at their sight, always.
- Top achiever pasti sudah diincar perusahaan untuk dipromosikan. But question is : when. Sekali lagi, menunggu jabatan manager diatas kosong? Menunggu perusahaan membuka cabang baru? Menunggu perusahaan membuka jabatan manager baru karena peningkatan potensi sales di suatu area? Then ‘just wait’ is your answer.
- What if you don’t want to wait? Just because in your division there’s a lot of colleagues with equal skills, equal knowledge, equal spirit/passion in sales? Go find your uniqueness then, your trully strength.
- Coach @ReneCC said, find your trully strength, what you enjoy the most. Something that fuel you up every moment, a never stop never quit attitude. Passion.
- What now? Create your own luck then! If there’s no door open for you for a better career, you should make a new door for you, and for your career.. Dan pastikan kita bisa yakinkan manajemen
- How? Jual ide. Sesuatu yang belum ada, yang memungkinkan kita berikan kontribusi yang beda, yang pasti fruitful buat perusahaan. Pastikan kalau kita present the idea in such a convincing way to management. Why? Because anykind of idea needs budget. Right? 😉
- Udah dapet trust manajemen buat project baru? Udah bisa yakinkan manajemen akan ide-ide kita? Congratulations! Next step, don’t mess with it. Make sure it works.
- Last but not least, is being a leader of a project mean you have a promotion or is it just a project? Some of another extra miles for you? Doing somthing wider than your job description? Answer this!
Nah, apa jadinya kalo MASIH belum berbanding lurus? Maksudnya tingkat kemapanan yang seharusnya (well, something that I think I deserved) lebih tinggi dari sekarang KENAPA belum jadi punya saya?
Option 1 :
There’s something wrong about you. Either it’s your ideas that management think it’s just another trial and error stuffs. Or your execution doesn’t suit what management expected. If it’s good, then it’s good. Clap hands! If it failed, then you’ll be marked as a failure, too.
Option 2 :
Your ideas, your execution, your updates-report-review were excellent. A thank you note is being sent to you. Great job! Good job! But what comes after that that counts. Is there any changes of your situation? If there’s any, congratulations! If there’s none, be visible for other employer. Well, you know what this mean…
How to become visible?
1. Maximizing internet and social media are just a wonderful actions.
There’s a simple social media account such as twitter and facebook to sell your ideas. Just behave there. Memang benar kalau social media account yang kita punyai adalah ranah pribadi kita. Tapi bagaimanapun teman kita di dunia maya akan baca status-updates kita dan akan membuat persepsi. Right?
Buat facebook pages-timeline kita menarik. Jangan hanya post status (tulisan) saja, tapi bisa diperkaya dengan share foto (pinterest-instagram-dll) atau artikel menarik yang di-post ke facebook timeline kita. Make sure the article is worth to read, never post spams. Kita bisa posting-share artikel langsung dari web page yang menarik buat kita ke facebook-twitter kita. Teman facebook kita bisa skip, bisa juga klik link kita, karena punya ketertarikan di hal yang sama. Mereka bisa menaruh brand atau cap tertentu terhadap kita.
Mungkin juga employer kita sekarang, dan mungkin our future employer check on our facebook or twitter account. Again, perception. It’s really doesn’t matter what we’ve spoken or written or texted, it’s what comes as perception afterwards that count. Somehow it’s becoming our personal branding. The way other people think about us.
Create a blog. Share with the world about what you can do, what you have done, what you have learned or trained, your thoughts and ideas or so. Create a widget on your blog to ease someone to share your thougts through out their own channel, or follow button on your blog or on your twitter account. Don’t forget to link your posts through your faceboook or twitter account, whenever you think it’s worth to share upon your social media. Open your blog for search engines. That will add channel to make your blog visible, searchable, increase traffic to your blog. In this case, more internet users will read your thoughts.
Create a LinkedIn account. Kinda boring actually, because it’s a serious media. You can simply create an account, your account to share what you can do at previous or current job. Pengalaman kerja, training yang sudah diikuti (tentunya dibiayai oleh perusahaan tempat kita bekerja , bukan? How lucky you are!), skill, dan sebagainya, yang kita pikir ‘layak jual’
2. Create account di portal pencarian kerja (jobsdb.com, jobstreet.com, karir.com, dsb). Boleh? As a professional, you should do that.
3. Selama keadaan kita di tempat kerja masih ok, (saran saya) jangan apply for another job. Tapi buatlah kita visible atau bisa dilihat/bisa dicari di internet. Let the world know who and what you are. Sehingga jika ada peluang kerja di tempat baru, itu bukan karena kita melamar, tapi karena adanya tawaran kerja baru. Pastikan dapat yang lebih baik. Somehow (IMHO), dengan cara ini, kita terkesan tidak mengendap-endap dibelakang, because I hate sneaking around behind the back.
Be a gentlemen. Kalau ada tawaran kerja yang lebih baik, komunikasikan dengan boss kita. Dengan cara yang elegan tentunya. Who knows, they’ll appreciate us more. Or else, they’ll let us go.
Tujuan dari semua ini, buat saya, hanya untuk membuktikan apakah saya layak mendapatkan semua ini? Dimana di saat yang sama saya berpikir bahwa saya sebenarnya layak untuk dapat yang lebih baik. Atau apakah yang saya dapat sekarang ini (tingkat kemapanan) sudah layak dengan apa yang saya punya (tingkat kepintaran) saya? Though question to answer, and also to prove.
Kalau setelah membaca tulisan, atau coretan diatas bisa membuat benak kita sedikit tergelitik, ya bagus… Artinya, dengan passion kita, kita masih bisa perform, achieve, gain lebih dari sekarang. Now what’s the action?
Gimana kalau tidak? Hmm.. Well, it’s all free to think or say in a different way. Atau mungkin sudah ada di puncak? Even better if you’re still young, but you’re already on top 🙂
I think, right now, I’m still heading at the right direction. Already knew my passion, knew what I enjoyed the most. Knew what I am after, in career and in life. I hope you do too. Now, how’s your career development so far? 🙂