Seminar Digital Marketing di STIE Indonesia Jakarta

I believe in digital marketing, perhaps since I heard the phrase.

Namun di Seminar Digital Marketing yang diselenggakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia Jakarta, saya menyampaikan demikian, “Sebenarnya kata digital sudah seharusnya dilepas, sehingga tinggak kata marketing saja. Kenapa? Karena di jaman sekarang marketing tidak bisa lepas dari digital atau online, dan online pun tidak bisa terlepas dari offline”.

Dan kata-kata tersebut membuka sesi presentasi Digital Marketing yang saya bawakan di hari itu, Sabtu, 25 Mei 2024 di kampus STIE Indonesia Jakarta, Gedung A Lantai 5, Aula Paisal Kamal.

Lalu, bagaimana saya bisa sampai di tempat ini?

Salah satu dari mahasiswi kampus tersebut mengontak saya jauh-jauh hari, dari platform percakapan yang dekat dengan anak-anak muda, direct message Instagram. Long story short, si mahasiswi ini sudah melakukan research kecil tentang siapa-siapa saja yang akan diundang sebagai pembicara di acara mereka. Dan akhirnya, dari sekian kandidat, team panitia dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (S1) dengan keputusan bulat memilih saya sebagai story teller di hari itu. Itu sedikit cerita tentang bagaimana saya bisa jadi pembicara di acara mereka.

Seminar Digital Marketing di STIE Indonesia, 25 Mei 2024

Yes, I’m here to tell my stories.

Di akhir presentasi, saya membagikan tentang bagaimana digital marketing diimplementasikan dalam bisnis layanan pesan antar dari Campina Ice Cream, dan menunjukkan hasil yang memuaskan hingga Q2 2024. Official Stores yang dikelola oleh team Call Center dari layanan Campina Delivery leading the ice cream category di Tokopedia dan Shopee. Dua raksasa e-commerce di Indonesia. Buat saya, pencapaian ini menjadi pengakuan akan kerja keras team Campina Delivery selama ini. Perubahan dalam skala besar dan kecil terus dilakukan menuju arah perbaikan yang kontinyu.

Di awal presentasi, penyampaikan ide tentang implementasi digital marketing saya buka dengan dasar-dasar teori yang perlu untuk para mahasiswa/i ini ketahui, karena mereka adalah akademisi, seperti halnya saya yang juga punya peran sebagai praktisi. Literatur tentang digital marketing dari Damian Ryan di tahun 2009 masih relevan untuk saya bawakan sebagai pengantar. Delapan elemen digital marketing yang dinyatakan dalam buku tersebut adalah; website, e-mail marketing, social media, SEO, SEM, online PR, affiliate marketing, dan e-CRM.

Seminar Digital Marketing di STIE Indonesia, 25 Mei 2024

Website menjadi hub untuk semua aktivitas berbagi informasi di elemen digital marketing lainnya. Social media channel bisa memuat tautan-tautan yang akan menjadi backlink ke salah satu halaman website, atau landing page manapun yang dituju.

Search engine optimization (SEO) dan search engine marketing (SEM )mendorong konten yang disediakan oleh brand tampil di halaman pertama dan posisi atas-teratas di halaman pencarian, meningkatkan searchability dan discoverability dari konten, kapanpun pencari informasi membutuhkannya. Saya analogikan pencarian informasi di mesih pencari ini dengan sebuah video pendek dari Google, yaitu micro moments. Kita tidak pernah tahu kapan konten kita akan muncul sebagai jawaban atas pencarian informasi oleh calon konsumen kita. Karenanya, kita selaku brand owner-manager perlu memastikan bahwa informasi terkait produk-layanan-merek-perusahaan bisa ditemukan dengan mudah, dan relevan dengan kata kunci yang dipakai untuk pencarian.

Dari sisi lain social media, kini PR personnel harus diberikan akses kesana. Kenapa? Karena di social media, dan bahkan di forum-forum percakapan, disitulah perbincangan sebenernya tentang brand kita dan brand-brand pesaing terjadi. Menjadi bahan perbincangan, baik dengan sentimen positif, netral, atau bahkan negatif, dan selalu dipantau dengan baik. Alasannya adalah selain mengetahui dimana posisi kita di pasar, apa-apa saja touch points dari brand kita yang diperbincangkan oleh konsumen, namun juga sebagai bagian customer care. Pelanggan atau konsumen yang mendapatkan kesulitan menemukan produk kita di rahan online maupun offline, bisa mendapatkan informasi yang akurat. Demikian juga dengan resiko brand image turun akibat keluhan konsumen terkait produk atau layanan, bisa ditangani dengan segera terlepas seberapa tinggi skala keluhannya tersebut.

Satu hal yang bisa membantu menjelaskan aktivitas diatas adalah Online PR. Dewasa ini berita tentang perusahaan tidak hanya di-relay oleh akun-akun milik brand dan mainstream media, namun juga oleh social media yang dapat langsung diikuti perkembangannya secara real time oleh konsumen. Sebuah brand bisa mengadakan press conference untuk peluncuran sebuah produk baru dengan mengundang para wartawan media digital dan media konvensional. Namun terima kasih kepada social media dengan fitur live streaming-nya, konsumen di rumah bisa mengikuti dan mengetahui aktivitas komunikasi dari brand tersebut. Demikian juga dengan fungsi

Untuk e-mail marketing atau newsletter dan e-CRM bisa dibahas bersamaan karena sangat dekat. Dan bahkan e-mail marketing adalah salah satu tools dari e-CRM. Jika social media bisa dimaksimalkan untuk mendatangkan pelanggan atau konsumen baru (leads), maka e-CRM ini dipergunakan untuk me-retain atau mempertahankan konsumen lama (existing). Salah satu tools-nya adalah e-mail marketing, yang dapat dikirimkan secara bulky, jika tidak dikirimkan dengan sentuhan personalisasi.

Untuk affiliate marketing, tentu saja di era e-commerce sekarang ini, masing-masing brand bisa memanfaatkan fitur ini dari platform e-commerce. TikTok, Tokopedia, dan Shopee sama-sama menawarkan fitur serupa, yang memungkinkan brand menjalankan performance based marketing lewat para live streamer dan affilate partner. Pun demikian, digital agency yang menawarkan layanan live streaming TikTok, Shopee, Tokopedia, dan bahkan mempergunakan Instagram untuk mendatangkan crowd ke live event ini. In a nutshell, to start doing affiliate marketing for brand is getting easier nowadays.

Seminar Digital Marketing di STIE Indonesia, 25 Mei 2024

Satu hal yang paling membanggakan adalah foto saya yang dicetak besar-besar sebagai stage background. Ini adalah pertama kali saya melihat wajah saya terlihat sedemikian besar. Saya tangkap ini sebagai ekspektasi yang tinggi dari rekan-rekan HIMA STIE Indonesia Jakarta, yang saya balas dengan melakukan yang terbaik yang saya bisa.

Terima kasih!

Leave a comment