Manfaat Profesional Bergabung dalam Komunitas

Salah satu keuntungan tergabung dalam sebuah komunitas adalah network kita yang bertambah luas. Yaitu semakin mengenal, dan yang paling penting, lebih dikenal oleh banyak orang. Bukan tentang berapa banyak kartu nama orang-orang penting dalam sebuah perusahaan yang kita punyai. Saat ini, ada setidaknya tiga komunitas yang membuat saya menerima keuntungan sedemikian, dikenal dan mengenal lebih banyak orang; Marketing Enthusiast Community (MEC), International Digital Retail Forum (IDRF), dan Modern Trade Connection Indonesia.

Di komunitas pertama, saya diajak dan sekaligus disambut dengan baik oleh seorang people connector, Glenn Karela, yang sekarang menjabat sebagai seorang Product Marketing Manager di fast food chain restaurant terkemuka. Saya sedemikian merasa tersanjung setelah diberikan panggung untuk semakin mengenal dan dikenal di community meet up pertama yang saya hadiri. Dari meet up pertama tersebut, saya mengenal lebih banyak marketer jagoan yang membuka jalan untuk saya ke kesempatan-kesempatan bagus berikutnya.

Konten untuk online presence yang dibuatkan MEC untuk saya

Komunitas kedua adalah IDRF, atau International Digital Retail Forum, wadah untuk para penggiat e-commerce berkumpul. Penggagas komunitas ini di Indonesia, Artem Prokofyev, seorang WNA berkebangsaan Rusia. Artem adalah seorang digital agency leader penyedia perangkat lunak. Lewat team-nya, Artem memperkenalkan 24TTL (24 Through The Line) ke saya lewat salah satu produk perangkat lunaknya yang dapat menarik data penjualan e-commerce berdasarkan satu kategori tertentu, menampilkannya dalam sebuah dashboard, hingga e-commerce manager bisa menarik insights-nya.

Memiliki tools seperti ini penting, karena e-commerce manager dan brand manager bisa mengetahui dimana posisi Official Stores-nya dibandingkan merek-merek lainnya. Produk atau paket produk mana yang fast moving dan tidak, dan lain sebagainya. Awareness akan performa mereknya di e-commerce akan berujung pada langkah-langkah penting, taktis dan strategis, untuk mempertahankan posisinya sebagai category leader, maupun mengejar posisi leader jika Official Stores-nya tidak berada di posisi puncak.

Setelah bergabung di WhatsApp Group, seperti halnya komunitas MEC, network kita juga pasti bertambah. Bukan saja penggiat e-commerce, namun juga tokoh-tokoh terkemuka-para ahli di dunia e-commerce pun bisa kita temui dan ajak ngobrol langsung. Tak jarang, para jagoan e-commerce tersebut ‘turun gunung’ lewat berbalas pesan di WA group. Membagikan insights dan sudut pandangannnya.

Di satu kesempatan, 24TTL mengundang saya untuk membagikan pengalaman berjualan es krim via online dalam sebuah offline event bertajuk “Decoding the Indonesian e-Commerce: Unique Tactics to Win in 2024”. Buat saya yang masih terus belajar di dunia e-commerce ini sungguh merasa tersanjung bisa berbagi panggung dengan Pak Hadi Kuncoro, CEO dari Power Commerce Asia, salah satu role model saya di dunia e-commerce dan omni-channel. Juga para pembicara dan panelis handal lainnya. Diantaranya adalah Pak Gardewa B. Santana dari brand Ariston, Pak Hermanto dari Asia Pulp & Paper, Pak Dodi Rinandi dari Sika, dan Pak Fernando Repi dari Aprindo.

Menjadi pembicara di IDRF Meet Up, 8 Mei 2024

Komunitas terakhir yang ingin saya angkat di unggahan ini adalah Modern Trade Connection Indonesia. Tempat berkumpulnya penggiat modern trade channel. Diawali dengan berkumpulnya para personel key account dari sisi brand/supplier dan para merchandiser dari sisi retailer. Namun seiring dengan perkembangan waktu, makin banyak anggota komunitas baru datang dari luar dunia key account-merchandiser. Hal ini membuat perbincangan di group menjadi lebih berwarna. Seperti halnya MEC dan IDRF, komunitas ini banyak menggelar offline event, dengan memberdayakan anggotanya yang tentunya datang dari kalangan praktisi. People connector di komunitas ini adalah Marsudin Odie, praktisi sales dari Allo Fresh.

Beliau yang sosoknya masih muda ini sangat aktif menumbuhkan komunitas ini dengan serangkaian aktivitas online dan offline, baik yang bertema knowledge sharing maupun yang bertema healing, berkumpul beraktivitas bersama di alam terbuka. Network Mas Odie ini, demikian beliau akrab dipanggil, sungguh luas. Beberapa diantaranya adalah kampus-kampus terkemuka di Indonesia. Tentang knowledge sharing, saya sempat terlibat dalam salah satu kegiatannya.

Saya berbagi tentang implementasi digital marketing untuk pengembangan e-commerce di perusahaan saya kepada para audience muda, para mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University dengan tema Unlocking New Markets Through Digital Marketing in the Ice Cream Industry: Lessons Learned from Campina.”

Online Seminar di FEM IPB University, 3 Juni 2024

Dari sejumlah aktivitas yang saya lakukan dalam komunitas ini, tentunya bukan hanya saya saja yang mengenal dan dikenal, namun juga para anggota komunitas jadi semakin aware dengan produk, merek, dan peruahaan dimana saya menitipkan karya. Yang mengenal saya lewat komunitas banyak yang melekatkan merek Campina sebagai identitas saya. Pak Yoga Campina, Mas Yoga Campina, dan sejenisnya. Saya tidak keberatan dikenal demikian, dan ini jadi sesuatu yang saya jaga benar. Nothing bigger than the brand. Saya harus jaga nama baik dan reputasi saya, karena bagaimanapun juga nama saya sudah melekat dengan merek dimana profesi saya bernaung.

Dan boleh percaya boleh tidak, jika kita pintar menempatkan diri, akan banyak berkat yang bisa kita terima. Setidaknya hal tersebut yang saya rasakan. Di sepanjang tahun ini hingga bulan Juni sudah 3 kali saya diundang untuk menceritakan pengalaman saya, dua kali offline dan 1 kali online.

I love telling stories. I love put good context over a great content. Dan sebagai pembicara yang terus berlatih, saya suka dengan pantulan energi dari audience lewat seminar tatap muka. Melihat pupil mata mereka membesar karena excitement dari menerima informasi yang sangat menarik dari mereka, anggukan kepala dan gesture mengetahui sesuatu yang baru, dan sambaran tangan mereka ke smartphone. Bukan untuk berbalas pesan, namun untuk mencari tahu lebih jauh tentang apa yang saya sampaikan.

Integrated Marketing Communications Class, setelah UAS

Di kelas IMC saya pun, saya membiarkan para mahasiswa saya dengan smarthone di tangan dan laptop dibuka. Saya amati gesture mereka yang mencari tahu lebih jauh tentang informasi dari saya dan memvalidasi dengan temuan-temuan hasil pencarian mereka. Tak jarang terlihat mereka mencatat informasi yang saya sampaikan, yang tidak tersampaikan di slide presentasi.

Sebagai penutup, banyak manfaat yang bisa didapatkan para profesional dengan bergabung dalam komunitas yang relevan dengan minat dan latar belakangnnya. Setidaknya dari yang saya rasakan. Dari network yang terus betumbuh, saya percaya akan baertambah pintu-pintu rejeki baru yang terbuka. Amin.

Leave a comment