Harapan Tidak Muluk-Muluk di 2024

Happy New Year 2024!

Mungkin semenjak saya memasuki usia 40 tahun, 4 tahun yang lalu, saya menyadari bahwa yang paling mahal dari hidup adalah perasaan damai. Salah satu yang menjadi pemicu adalah paham Stoisisme, atau Filosofi Teras. Sebuah filsafat Yunani-Romawi kuno yang bisa membantu kita mengatasi emosi negatif, dan menghasilkan mental yang tangguh dalam menghadapi naik-turunnya kehidupan.

Emang hidupnya up and down? Mengalami pasang surut juga kan?

Ya jelas, namanya juga hidup. Tidak selalu enak terus, tidak selalu bahagia terus. Kadang merasa bingung dengan hidup sendiri, bimbang, dan tak jarang lelah. Perasaan tidak puas dengan kemampuan sendiri, sehingga seringkali membawa ke rasa frustrasi. Obatnya apa? Ambil waktu sendiri, menarik diri dari keramaian, istirahat sejenak hingga tidur nyenyak cukup menjadi pepulih. Kadang, untuk seorang introvert seperti saya, saat berolahraga sendiri, salah satunya jalan cepat di pagi hari bisa menjadi sesi yang kontemplatif. Selain dapat manfaat badan lebih segar, pikiran pun demikian. Merasakan pikiran lebih terbuka saja, dan terkadang menemukan ide, dan bahkan menemukan jalan keluar dari suatu permasalahan.

Hubungan dengan stoisisme diatas adalah, saya sangat menganggap serius kesehatan mental saya. Wawas terhadap hal-hal yang dapat saya kendalikan, kata-kata dan perbuatan saya. Dan lebih legowo dengan hal-hal yang ada di luar kendali saya. Lebih berserah, namun selalu menyiapkan mental saya terhadap apapun yang akan terjadi. Baik dan buruk. Menyiapkan diri jika ada peningkatan dalam hidup, rejeki, promosi jabatan, dan peluang-peluang baru untuk bertumbuh. Pun demikian juga jika kita kehilangan sesuatu atau seseorang dalam waktu yang cukup mendadak. Mental siap, namun bagaimana dengan hal duniawi lainnya? Itu masih menjadi PR besar saya.

Lalu apa yang diinginkan di tahun 2024?

Sebenarnya tidak muluk-muluk, tapi banyak. Keinginan untuk diri sendiri, harapan untuk kedua orang tua yang sudah masuk usia senja (beberapa penyakit kronis sudah mulai berani menampakkan muka), keluarga kecil saya (hanya berdua dengan istri saja), dan keluarga besar saya. Tentunya semuanya saya doakan selalu sehat, mental dan badan. Selalu bisa merasakan kebahagiaan dari pemberian Tuhan sekecil apapun, bisa selalu bersyukur, dan dikelilingi orang-orang baik.

Mau dikelilingi orang-orang baik?

Ya minimal kita harus terus berusaha jadi orang baik dulu. Saya percaya urutannya seperti itu. Kasih itu tentang memberi dan terus memberi. Dan kadang, (naively speaking) tak mengharapkan kembali. Kalau ketemu orang yang ternyata tidak baik? Cukup tahu, ingat-ingat, dan tinggalkan saja. Dan jika masih ada cukup ruang di hati, doakan agar mendapat pencerahan.

Terus, apa yang benar-benar diinginkan di tahun 2024?

Pertanyaan diatas membuat saya sedikit berpikir. Sebenarnya kondisi saya di tahun 2023 juga (puji Tuhan) masih bagus. Masih diberikan kewarasan dan mindfulness akan kondisi diri sendiri, fisik dan mental. Masih dipercaya dengan pekerjaan dengan tantangan yang masih bisa membuat terus bertumbuh di usia menjelang 44 tahun. Punya pekerjaan yang tidak banyak dimengerti teknisnya oleh banyak orang di tempat bekerja, sehingga merasa punya competitive advantage dan bargaining position yang saat ini cukup baik. Punya team yang saling percaya satu sama lain, saling support satu sama lain. Masih bisa mengucap syukur, dan tidak pernah lupa bahwa apapun yang terjadi atas diri kita, tidak pernah lepas dari penyelenggaraan-Nya. Jadi ingin seperti apa, atau ingin jadi apa di tahun 2024?

Learning di 2023 salah satunya membuat self love saya semakin besar. Dan saat berpikir mau jadi seperti apa di 2024, saya menemukan tweet dari mas @edwardsuhadi tanggal 1 Januari 2024. Beliau sudah saya ikuti sejak lama. Begini detail tweet-nya:

Tiga Doa Buat Tahun Baru

Saya suka pepatah berikut yang saya pernah dengar. Katanya sih dari negri Cina. “Hidup itu yang penting 3 hal: makan enak, ke belakang lancar, dan kalo tidur pules.” Ilmu cocoklogi saya membacanya sebagai berikut.

Makan enak artinya bersyukur atas rejekinya yang cukup.

Cukup adalah titik yang relatif dan selalu bergerak. Buat sebagian orang, seberapapun banyak yang dia punya, dia tidak pernah merasa cukup. Namun buat sebagian orang, walau kayaknya yang dia punya dinilai orang-orang cuma sedikit, dia bisa merasa cukup, dan karenanya dia selalu merasa bersyukur. Dia kalau makan, selalu enak, selalu lahap.

Ke belakang lancar artinya kesehatannya baik.

Semakin sering mengurus kesehatan diri sendiri, apalagi setelah mengurus kesehatan orang tua-orang tua yang sudah manula, saya terus diingatkan dokter-dokter, kalau BAB susah, keras, tidak sehat, adalah tanda-tanda pertama ada yang nggak bener dari kesehatan kita. Bisa pup rutin, lancar, (maaf) bentuknya pulen dan montok, adalah sebuah berkat karena itu adalah penanda tubuh yang berfungsi dengan baik, ciri-ciri seseorang yang sehat. Bisa pup dan ngomongin t*kai buat saya sekarang bukanlah jorok, tapi sebuah anugerah.

Tidur pules artinya hatinya damai.

Tidurnya cepet, nggak banyak yang dipikirin, nggak ada yang dibenciin, nggak ada yang diiriin. Lebih baik lagi hidupnya malah selalu banyak nolong dan doain orang yg baik-baik. Sewaktu mata melek dari pagi sampai malam, kerjanya full, kerjanya berdampak. Yang dihasilkan dirasa ada arti, yang dilakukan seharian dilakukan dengan sadar dan dengan sebaik-baiknya. Ketika saatnya bobok, sudah mandi dan pake baju tidur, badan rasanya capek, tapi hati dan kepala penuh. Begitu kepala mendarat di atas bantal, dia langsung take-off, dan semalaman tidur kayak bayi. Bangun-bangun seger, karena deep sleep dapet, restorative rest apalagi. Kalau pake health tracker, sleep score-nya di atas 90-an.

Ini harta yang paling mahal menurut saya: Rasa damai. Doa saya buat kamu (dan saya) di tahun baru 2024 ini sederhana: Semoga makan kamu enak, semoga pup kamu lancar, dan semoga, tidur kamu pules!

Nampak sederhana bukan narasi tentang tiga hal diatas? Tapi buat saya maknanya cukup dalam. Kurang lebih, ketiga hal diatas yang saya kejar untuk selalu dapatkan selama ini. Rasa bersyukur yang selalu ada, dan tidak pernah lupa kita ucapkan. Kesehatan yang selalu kita jaga, dimana saat kita sudah masuk menjelang usia setengah abad, semakin wawas dengan kondisi dan keterbatasan badan sendiri, sehingga sadar akan apa yang dilakukan selanjutnya. Yang ketiga, pikiran yang sehat dan damai. Tidak pernah memendam rasa dendam, iri hati, dan pikiran negatif lainnya. Termasuk diantaranya overthinking, mengkhawatirkan hal-hal menakutkan yang kita sendiri ciptakan, yang kadang tanpa sebab jelas. Hati yang tenang, pikiran yang damai, dan badan yang sehat.

Kurang apa lagi coba? Itu harapan saya yang tidak muluk-muluk di tahun 2024 ini.

One Comment Add yours

  1. imeel says:

    salam kenal…sy juga skrg belajar menerapkan prinsip stoisisme,pak…biar menjalani hidup lbh enteng dan tenang..hehehe

Leave a comment