Mari Kita ke Yogyakarta! (bagian 1)

Tujuh belas Agustusan di jalan. Literally!

Mungkin para pembaca berpikir, terutama anda yang datang ke blog ini untuk mendapatkan informasi seputar Trade Marketing dari unggahan-unggahan lama saya, Omnichannel Marketing dan Intergrated Marketing Communications, atau mungkin juga nemu blog saya karena mencari tahu tentang Digital Marketing. Mohon tunggu ya, saya sedang menyimpan memori kebersamaan saya dengan keluarga, lewat unggahan-unggahan back date di bulan-bulan ini.

Layang Tol Mohamed Bi Zayed, pukul 06.44 WIB

Tanggal 17 Agustus 2022, kami bertolak menuju Yogyakarta, kota yang sangat istimewa untuk bapak-ibu mertua (mereka bertemu pertama kali disana), dan tentunya istri saya. Meninggalkan rumah tepat pukul 06.24 WIB dan sudah masuk layang tol Mohamed Bin Zayed (MBZ) pukul 06.44 WIB via Gerbang Tol JORR Kalimalang. Seru banget, karena pagi itu kami kompakan pakai outfit merah putih! Wajah-wajah yang sumringah, terutama ibu mertua yang akan pulang kampung, bertemu dengan adik-adik dan kakak-kakaknya tercinta.

Merdeka!

Jadi tujuan travelling ke Yogyakarta kali ini untuk apa? Ibu mertua saya ingin menggelar kumpul-kumpul bersama keluarga di kediaman salah satu keponakan dari beliau, yang memiliki lahan yang cukup luas, tempat tinggal yang sebagian areanya digunakan untuk restaurant, gym, dan point of interests yang lain, tepatnya di Joglo RJ Kuliner & Hobby. Alamat lengkapnya di Dusun Drono, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jembatan Kalikuto, Batang-Pekalongan

Lain dari biasanya, kali ini kami mengambil rute Weleri-Secang-Magelang-Muntilan sebelum masuk ke Kota Yogyakarta. Ini adalah kali kedua kami melewati rute ini, yang agak padat di jam-jam tertentu dengan truk-truk berukuran besar hingga sedang. Setelah berkendara selama 5 jam lamanya, kami keluar di GT Weleri. Selanjutnya, kami belok kanan menyusuri jalan Weleri hingga sampai di daerah Besokor, Kabupaten Kendal. Di situ kami rehat sejenak, untuk berdoa bersama di Goa Bunda Maria Ratu Besokor, yang tidak terlalu besar tempatnya.

Goa dengan Patung Bunda Maria berada di bagian atas, kami harus menapaki tangga untuk sampai di depan patung. Rindang, bersih, cantik, dan sunyi. Terlihat ada sepasang suami istri yang tengah tekun berdoa Rosario, mendaraskan doa ke hadirat sang bunda. Harapan kami mungkin sama, ingin kehidupan yang lebih baik untuk keluarga dan orang-orang terdekat.

Goa Bunda Maria Ratu Besokor
Goa Bunda Maria Ratu Besokor

This is roadtripping!

Banyak mampir-mampirnya buat jajan sih ceritanya, dari Besokor hingga sampai ke Magelang. Kami bertolak dari Goa Maria Besokor pukul 12.39 WIB, dan sampai di Kota Magelang tepat pukul 14.43 WIB. Rute dari Weleri hingga Magelang cukup cantik sebenarnya, dari Parakan, Temanggung, Secang, Magelang, Mertoyudan, Mungkid, Muntilan, Salam, hingga masuk Kota Yogyakarta dari Kabupaten Sleman. Makan siang? Kami mencoba menu khas Magelang, yaitu Sop Senerek.

Berkat rekomendasi rekan-rekan saya, kami menjatuhkan pilihan di Sop Senerek Pak Parto, Jalan Sudirman, Kota Magelang. Lokasi makan siang yang terlambat kami ini, tak jauh dari Tempat Ziarah Gunung Tidar. Kami baru tiba di lokasi untuk makan siang pukul 15.07 WIB, sangat offside sebenarnya, tapi karena di sepanjang jalan kami banyak makan makanan kecil, tidak terasa lapar.

Sop Senerek Pak Parto, Magelang
Sop Senerek Pak Parto, Magelang

Jadi, bagaimana sih Sop Senerek itu?

Dalam satu piring (saya pesan campur dengan nasi, kuah banjir), ada potongan daging sapi yang cukup empuk, kacang merah, daun bayam rebus, dan wortel disiram kuah kaldu yang segar. Tambahan sambal membuat cita rasa lebih menarik, paduan pedas dari merica dan cabai. Di meja-meja, disajikan aneka gorengan berukuran jumbo; tahu, tempe, dan bakwan. Saya pesan lauk tambahan, kikil goreng dalam piring kecil.

Harga saat itu, tanggal 17 Agutus 2022, per porsi Sop Senerek Rp18.000,- (campur nasi) dan Rp20.000,- (pisah). Topping kikil, koyor, jerohan sapi dipatok rata-rata (cukup mahal) Rp30.000,- per porsi kecil.

Yogya, at last!

Gerbang masuk DI. Yogyakarta

Kami masuk Kota Yogyakarta dari arah utara, dari Kabupaten Sleman pada pukul 16.05 WIB. Sempat mampir sebentar di Muntilan, untuk membeli sejumlah jajanan di Toko Nyonya Pang, tape ketan hijau kesukaan saya adalah salah satunya.

Nah, kita cukupkan dahulu cerita perjalanan bagian 1 sampai disini, akan disambung di bagian 2 ya!

One Comment Add yours

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s