Refleksi 2021, Menyambut 2022

Saya terhenyak sekejab saat melihat sebuah utas twit dari akun @SastraDimeja, tanggal 20 Desember 2021:

“Yen ragamu kesel nanging atimu seneng, iku artine sampeyan nang jalur perjuangan sing bener”, atau dalam Bahasa Indonesia maknanya: jika tubuhmu letih, namun hatimu bahagia, itu artinya kamu berada di jalan yang benar.

Terima kasih, 2021

Sebenarnya, quote tadi sudah menjadi common sense. Sesuatu yang mungkin kita sadari sejak lama, namun karena momennya pas, semakin ‘berasa’ saat membacanya. Suatu penanda kalau kita merasakan benar-benar bahagia. Walapun masih berada ditengah-tengah situasi yang serba berkekurangan, masih ada harapan dan keinginan kita yang jauh dari kata terwujud, dan situasi-situasi yang harus membuat kita terus belajar untuk mengasah sikap iklas dan legowo kita.

Kenapa bahagia?

Karena apa yang kita lakukan tidak menyalahi hati nurani kita. Tidak mencurangi orang lain, tidak menyakiti orang lain, atau tidak mengambil keuntungan dari ketidakberuntungan orang lain. Hidup dalam harmoni, kalau saya bilang. Sesuatu yang bisa membuat kita tidur lelap setiap malam.

Mungkin yang sedikit mengganggu adalah pikiran kita yang melanglangbuana entah kemana, overthinking kita, yang memikirkan lantas mengkhawatirkan hal-hal yang ada di luar kendali kita. Membuat kita marah-marah sendiri, dan menjadikannya racun untuk diri kita.

Sudah lah. Semoga tahun 2022 lebih baik untuk kita semua. Amin.

2 Comments Add yours

  1. Avant Garde says:

    Selamat tahun baru mas, sukses selalu untuk kita semua

    1. haryoprast says:

      Hai, Mas Djangki. Happy New Year 2022 juga, semoga tahun ini milik kita semua.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s