
I tried not to be sentimental. Especially when I called their name one by one for the last time, before closing the class for good. And then said: “Harwindra Yoga Prasetya signing out, see you when I see you!”
Gave a proper closing. Will missed that tone and voice of “Hadir, mas” for sure.
Kuliah ini dimulai tanggal 31 Agustus (kelas A) dan 3 September (kelas B), dan ditutup tanggal 14 dan 16 Desember 2021. Praktis hanya empat bulan saja kami bertemu di setiap hari Selasa dan Jumat, dalam dua kelas yang proporsinya agak berbeda jauh. Kelas A berisi 22 mahasiswa/i, dan kelas B berisi 35 mahasiswa/i. Entah mengapa mereka lebih banyak berkumpul mengikuti kelas Pemasaran Digital Terpadu saya di hari Jumat.
Di tulisan sebelumnya, saya sudah menampilkan profil dari masing-masing team digital agency yang terjun langsung ke lapangan, untuk melakukan observasi ke pelaku UKM, dan hasil akhirnya menyuguhkan creative deck, sebagai jawaban dari masing-masing permasalahan yang dihadapi. Di tulisan ini, saya akan menyajikan hasil akhir dari kerja mereka, yang sebagian besar sudah memenuhi performance indicators yang sudah saya susun, yaitu memberikan real impacts kepada merek-merek UMKM pilihan mereka. Mari kita lihat satu per satu.

Team More & More membantu crochet brand by Charlotte melakukan rebranding menjadi Rantai Renda di awal tahun 2022. Dengan membawa nama merek dalam Bahasa Indonesia, merek UMKM ini berharap bisa meraih calon pelanggan baru, yang mungkin menganggap merek yang eksisting kurang familiar di telinga. Dan dengan nama dalam bahasa Indonesia, Rantai Renda bisa membawa ornamen-ornamen khas Indonesia, dengan tanpa menghilangkan identitasnya sebagai penyedia produk rajutan.

Ibu yang mengawali, putranya yang membawa bisnis keluarga ini ke level yang berbeda. Demikian yang ditangkap oleh team Noroi, yang membawa merek cake and pastry rumahan, Felico Cakes sebagai project mereka. Presentasi team Noroi sangat komprehensif, saya menganalogikannya seperti Koran KOMPAS, sesuatu yang mungkin lama tidak pernah mereka baca, termasuk juga koran/surat kabar lainnya.
Kok Koran KOMPAS? Di tahun 2001, saya sempat membaca di sebuah artikel bahwa konten yang ditampilkan di koran ini sangatlah lengkap, seperti melangkah ke dalam mall. Sampai dirasa, koran ini punya halaman paling tebal diantara koran yang lain, yang tentu saja tidak akan terbaca semuanya. Masing-masing pembaca pasti punya kebiasaan tersendiri dalam membaca. Mulai dari headline, tajuk rencana, suara pembaca, rubrik olah raga, dan berakhir di iklan-iklan baris, misalnya. Dengan analogi yang sama, dengan membuat di pemilik merek Felico Cakes terpapar dengan ide-ide brilian dari team ini, to carry on developing their business akan lebih mudah, karena tinggal pilih sesuai dengan resources-nya, ide-ide mana yang executable dan mana yang tidak dalam waktu dekat ini. Weldone!

Team Grain Dust, yang masih mengusung merek manik-manik Modni, menyajikan deck yang lebih komprehensif di hari UAS mereka, dengan tampilan media sosial dan strategi content marketing yang bisa mencuri perhatian kaum perempuan muda. Pun demikian dengan strategi paid ads, dengan melibatkan KOL (key opinion leader) atau selebgram, mereka tahu harus melibatkan siapa-siapa saja untuk membawakan pesan mereka. Hanya berhenti di engagement? Tentu tidak. Mereka pun merapikan tampilan toko online Modni di Shopee, marketplace yang digemari oleh kaum perempuan. Untuk offline, team Grain Dust menyarankan Modni untuk hadir di bazaar, atau offline event lainnya, yang diintegrasikan dengan aktivitas online mereka.

Team Ads Pro, masih dengan crochet brand Benang Rame. Mengusung konsep slow fashion yang made to order, merek ini bisa menghadirkan rajutan yang custom made, dibuat berdasarkan figur tubuh si pemakai. Side hustle ini tentunya menyita waktu dan tenaga si brand owner yang masih duduk di banngku kuliah. Lack of focus and resources yang sebenarnya menjadi masalah utama. Di presentasi final, mereka membawa big idea: Personalize with Yarn. Crochet yang memang termasuk kategori slow fashion, dapat dibuat tailor made menurut ukuran tubuh si pengguna, menjadikan big idea mereka sangat tepat. Dengan kehadiran crochet brand yang lebih baik di social media dan marketplace Tokopedia dan Shopee, membuatnya punya peluang diketahui lebih banyak penggemar produk rajutan.

Magre.id thrift shop brand yang diangkat oleh team 09 Creative, dibawa ke level yang lebih tinggi lewat strategi rebranding dan komunikasi yang jitu. Lewat 4 pilar utama, MagreInspo (rekomendasi gaya berpakaian yang sesuai dengan iklim Indonesia), MagrePlaylist (list Spotify untuk menemani hari fans Magre), Magredukasi (inspirasi outfit untuk tetap tampil keren), dan Reels Instagram (mix antara image dan musik untuk engagement yang lebih baik). Real impact? Team 09 Creative berhasil meningkatkan jumlah followers, reach (45,7%), dan engagement (71,4%). Very well excecuted.

Kopi Ruwang, sebuah warung kopi rumahan di bilangan perumahan Harapan Indah, Bekasi Utara, diangkat oleh team Womative, yang terkenal sangat detail dalam persiapan deck-nya, terlebih di hasil data survey-nya. Fokus mereka untuk mengembangkan merek warung kopi ini bukan hanya meningkatkan awareness, membuat penggemar kopi di area Bekasi Utara mengatahui keberadaan warung kopi ini lewat social media, namun juga memfasilitasi mereka yang ingin menikmati kenikmatan kopi siap minum di rumah, dengan memesannya via layanan e-hailing dan Tokopedia. Keren!

Team Wolf of Wallstreet (WOW) mengangkat merek UMKM Paxe, produsen tas serut dan berbagai tas lainnya, dengan andalan tipe tas bridget bag, yang dimiliki dan dikelola oleh salah seorang teman seangkatan mereka, dalam mengisi waktu luangnya selama masa pandemi yang lalu. Strategi yang disusun, termasuk konten yang sudah diajukan ke brand owner tentunya tidak semuanya disetujui. Dan lewat experience ini, team WOW belajar bahwa perlu cukup waktu untuk mengenal personal taste dari sang decision maker, sehingga proses revisi desain, tidak berlarut-larut. Team desainer pun harus bisa berpikir sesuai dengan cara berpikir si brand owner, sekaligus decision maker. Dan jika bermain peran dalam agency, seorang account executive-manager harus bisa membantu team kreatif menerjemahkan apa yang menjadi kemauan klien.
They’ve learned quite a few.

Mass Media Murder (MMM), sebuah clothing brand diangkat oleh Kami Creative, karena kedekatannya dengan dunia anak muda, dan musik! Objektif mereka adalah meningkatkan sales leads hingga revenue lewat website, e-commerce, dan offline store mereka, sekaligus membantu meningkatkan awareness, dengan salah satunya membantu proses kolaborasi dengan Reality Club, sebuah band yang tengah digemari oleh segmen tertentu anak-anak muda. Salah satu insight yang didapat adalah owner dari MMM ini awalnya tidak mau menyediakan merchandise-nya di marketplace untuk menjaga eksklusivitas mereknya. Namun, team Kami Creative berhasil ‘membujuk’ sang owner untuk menyediakan merchandise-nya di marketplace, dengan tetap menjaga keunikan mereknya.


Sepertinya hanya team Kaluna Inc., yang ditampilkan dua screen shot-nya di unggahan ini, disimpan untuk ditampilkan terakhir. Mereka memilih sebuah warung bakso yang masih terbilang baru di kawasan Depok, yaitu Zona Bakso Depok. Saat presentasi, mereka menunjukkan impact demi impact yang mereka berikan untuk warung bakso ini. Saya berpesan kepada mereka, bahwa bagaimanapun juga, konteks jangan sampai terlalu jauh mengalahkan konten. Kalau menjual makanan, rasa yang paling penting, yang membuat pelanggan kembali dan kembali lagi. Kalau kontennya sudah bagus, konteks seperti apapun akan membuatnya lebih bagus.
Nah, talking about impact, karya mereka di UAS semester ganjil ini sangat bagus. Metrik pengukuran yang naik secara signifikan ditunjukkan dengan rasa excitement yang tinggi, terbaca dari mimik muka dan intonasi suara (yes, kuliah online membuat saya harus extra detail dalam memperhatikan ekspresi mereka). Peningkatan engagement rate, jumlah followers, positive reviews di Google, brand mention di social media dan tentunya sales growth mereka tunjukkan dengan bangga. Weldone, Kaluna Inc.!
In the end, saya sangat puas dengan semester ini. Trial and error menjadi cara kami menemukan pattern and formula yang tepat dalam belajar bersama (yes, saya pun juga belajar banyak dari interaksi dengan mereka di kelas). Hal ini membuat saya semakin punya gambaran tentang bagaimana membuat suasana belajar mengajar lebih meaningful dan practical. Lewat rangkaian quizpun, saya banyak mendapat insight tentang bagaimana menurut mereka perkuliahan ini harusnya dilaksanakan untuk semester ganjil yang akan datang.
Beberapa diantaranya:
“Saya memiliki ide untuk menggunakan Google Jamboard dalam kegiatan perkuliahan agar mahasiswa lebih aktif dan engaged”, menurut Raditya Bagas Syaputra, yang juga didukung oleh pendapat yang sama oleh Timothy Aaron dan Agil Kunta Dewangga Pramudya.
“Kuliah PDT sudah sangat menarik dan insightful bagi saya, terutama karena saya melihat peluang di masa depan saya untuk bergabung ke dalam agensi periklanan. Satu saran yang dapat saya berikan adalah materi yang secara spesifik membahas tentang hubungan agensi dengan klien, karena saya sendiri penasaran sebenarnya mengenai workflow antara agensi dengan klien (seperti perusahaan atau korporat) yang menggunakan jasa kita”, saran dari Muhammad Rifqi Aldrian.
“Menurut saya, perkuliahan pemasaran digital terpadu ini sudah sangat menyenangkan, meaningful, dan juga applicable di kehidupan nyata. Namun jika diminta untuk memberi ide, kritik, maupun saran, menurut saya, pada perkuliahan bisa ditambahkan sedikit waktu break, mengingat semua materi yang Mas Yoga berikan sangatlah insightful dan meaningful sehingga terkadang ada terlalu banyak insight yang masuk ke otak tanpa jeda”, saran yang sangat menarik dari Veigy Pruedensia Stevin, yang didukung juga dengan saran serupa oleh Shirin Al Athrus.

Masih ada lagi? Ada dong! They sent me love letters. It melts me 🙂



Terima kasih, matur suksma, matur nuwun untuk semester ini, teman-teman!
2 Comments Add yours