Di setiap saya mengampu mata kuliah Pemasaran Digital Terpadu, khususnya setelah dua kali sesi Content Marketing dan sesi Social Media Management, selalu saya berikan muatan group discussion dan presentation selama 3 sesi. Sesi khusus ini berakhir di periode UTS (ujian tengah semester). Untuk tahun ini, akan dimulai di tanggal 21 September dan berakhir di 19 Oktober 2021.

Format group discussion tersebut adalah pitching role play.

Yup, saya sudah membawa suasana pitching ideas, pertemuan antara client dan digital agency untuk mendiskusikan deck dari agency team, jawaban dari client’s brief yang sudah disampaikan sebelumnya, sejak tahun 2015, sejak saya mengajar angkatan 2013. Beberapa class member-nya malah sudah pernah saya undang, untuk berbagi. To push down the elevator.

Karena pandemi, semua bentuk perkuliahan dilaksanakan secara daring.Termasuk juga sesi-sesi pitching ini. Di tiap kelas yang dibagi menjadi 5 kelompok, 4 kelompok didapuk sebagai tim digital agency, dan 1 kelompok lagi bermain peran sebagai client. Mereka harus memilih brand sungguhan yang mau diobservasi, alias jadi objek penelitian satu kelas. Mereka pun harus membuat client’s brief, yang antara lain berisi tentang situasi brand terkini, permasalahan yang dihadapi di satu bidang spesifik, dan ekspektasi brand terhadap kerjasama antara client-agency, target-target yang ingin dicapai, yang disebut juga sebagai KPI (key performance indicator).

Namun, tahun 2021 ini berbeda. Saya ingin ada yang beda di sesi pitching role play ini. Tidak lagi team yang terpilih sebagai client shortlist dua team digital agency di minggu terakhir sebelum UTS, namun saya ingin mereka berhadapan langsung dengan brand sungguhan. Sehingga penilaiannya tentunya objektif, karena perwakilan brand ini sudah terbiasa bertemu dan berinteraksi dengan banyak digital agency, sudah terbiasa memisahkan antara content dan context, tidak mudah terbuai dengan indahnya slide-slide presentasi yang canggih, dan briliannya pemaparan oleh team creative/account executive.

Belfoods dan Campina Ice Cream menjadi client untuk tahun ini. Belfoods dengan Fitri Atria, Senior Brand Manager di kelas Selasa, dan Campina Ice Cream dengan Ronny Ganda, Assistant Brand Manager, di Kelas Jumat. Mereka masing-masing adalah kolega baik saya. Fitri adalah rekan kerja saya dulu di Campina sebelum resign, dan melanjutkan karirnya di perusahaan kosmetik, dan akhirnya berlabuh di Belfoods. Sedangkan Ronny Ganda adalah seorang passionate young marketer, rekan kerja saya saat ini di perusahaan es krim lokal asal Surabaya, yang bulan Juli 2022 akan genap berusia 50 tahun.

Belfoods membawakan premium brand mereka Royal, dengan target market young moms, sedangkan Campina membawakan brand es krim rasa Mangga terbaru mereka, Go!Mango, dengan target market anak muda hingga young adult.

Karena materi masih di seputar content dan social media marketing, karenanya penekanan brief dan deck akan lebih fokus pada strategi komunikasi di social media. Dari brief yang sudah disampaikan perwakilan dari tiap brand yang dilibatkan dalam role play, tiap team digital agency bertugas menyusun strategi, yang bisa menjawab desires and anxieties dari client. Instagram dan TikTok akan jadi wilayah eksplorasi mereka.

Pembahasan cukup sampai creating engagement saja, atau di tahapan Ask saja di Consumer Path 5As (Aware, Appeal, Ask, Act, Advocate), belum sampai pada tahap pembelian, yang tentunya akan membahas tentang saluran penjualan dimana produk disediakan, dan lain sebagainya.

Hal yang selalu saya tanyakan dalam hati saat pertama kali bertemu dengan anak-anak muda cerdas ini adalah, “Kejutan apa yang akan saya lihat tahun ini dari mahasiswa/i yang belum genap berusia 21 tahun?”, dan “Akankah saya dibuat tercengang kembali oleh ide-ide dan cara penyampaian mereka?”

It’s gonna be so very interesting, fun, and yet exciting! Or I might say, magical? 🙂