Menambahkan Excitement dalam Belajar Digital Marketing (bagian 2)

Sebenarnya unggahan Menambahkan Excitement dalam Proses Belajar Digital Marketing awalnya saya rancang hanya untuk satu tulisan, tidak ada bagian 2, dan seterusnya. Namun setelah saya lihat unggahan salah satu user twitter tentang isi pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita yang baru, Bapak Nadiem Anwar Makarim, timbul kembali hasrat saya untuk menulis sambungan unggahan ini, yang masih tentang dunia pendidikan, sebuah dunia yang kini sangat dekat dengan saya. Naskah pidato yang tersebar itu pun jadi bahan perbincangan masyarakat luas.

Ada yang memuji setinggi langit, karena merupakan jawaban dari segala keresahan para guru dan tenaga pengajar. Dan ada pula beberapa yang mengkritik isi pidato tersebut sebagai ucapan orang yang belum berpikir secara cukup luas. Saya sendiri termasuk yang cukup senang dengan apa yang disampaikan mas Menteri Nadiem. Coba kita lihat isi pidatonya:

Pidato Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, 25 November 2019

Saya bisa merasakan poin-poin di halaman pertama  ini. Sebab, saya adalah anak yang dibesarkan oleh seorang guru. Ibu saya seorang guru SD, dimana saya sering memperhatikan di kesehariannya, beliau sering membawa paperwork-nya ke rumah, untuk dikerjakan sore hari setelah semua pekerjaan di rumah selesai. Entah Itu memeriksa hasil ulangan, atau mengerjakan hal-hal administratif lainnya. Beliau pasti tahu, di kelas ada murid yang punya keterbatasan dalam menghitung, namun sangat luar biasa jika di mata pelajaran sosial. Dan mungkin ada murid beliau yang langsung berkeringat dingin saat sesi mencongak (berhitung cepat) di mata pelajaran matematika, namun sangat cemerlang jika diminta maju kedepan, menceritakan apa pengalamannya selama liburan di akhir pekan kemarin. Termasuk bernyanyi di depan kelas. As if he/she is an entertainer.

Namun apa daya, sistem pendidikan dasar kita yang tetap mengharuskan seorang yang mungkin suatu saat menjadi seorang stand up comedian yang sangat kreatif dalam menyampaikan guyonan-guyonan cerdas, harus ‘bergelut’ dengan hitungan matematika, rumus-rumus fisika dan kimia, dan mata kuliah eksakta lainnya. Dan sebaliknya, seorang yang nantinya akan menjadi seorang ilmuwan ulung penemu banyak hal, yang menghabiskan waktunya di laboratorium selayaknya Tony Stark di The Avengers, harus ‘bergelut’ dengan mata pelajaran kesenian. Dan dengan keterbatasan sistem inipun, seorang guru harus memastikan setiap murid berhasil di semua mata pelajaran yang ia ampu. That’s hard, for both teacher and students.

Pidato Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, 25 November 2019

Dan beruntungnya saya, saya masih bisa melakukan hal yang berbeda dalam hal mengajar. Saya masih mengampu mata kuliah Pemasaran Digital Terpadu yang sudah dipercayakan kepada saya sejak tahun 2014 yang lalu. Saya bisa implementasikan cara belajar dua arah, dimana proses belajar bukan dari saya ke mereka, namun sebaliknya juga dari mereka ke saya. Saya hanya memberikan materi kuliah yang sebenarnya bisa mereka baca sendiri di buku referensi yang saya berikan, ditambah dengan sedikit pengalaman saya. Namun sebenarnya saya lah yang cenderung ‘menang banyak’ disini. Terlebih saya dari sebuah korporasi, meskipun bukan pengelola merek langsung, namun setidaknya dari sisi target audience generasi Z dan Y, saya bisa mengerti bagaimana persepsi mereka dalam menilai strategi komunikasi dari sebuah merek, menganalisanya, dan memberikan saran perbaikan dari suatu hal yang mereka anggap sebagai permasalahan.

Learning by doing. Creating a direct impact, no matter how small the impact is. 

Dan bila mengacu pada isi pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, poin-poin yang saya usahakan untuk lakukan di kelas  adalah:

  1. Mengajak kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar satu arah
  2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk ‘mengajar’ di kelas
  3. Proyek bakti sosial yang melibatkan seisi kelas
  4. Temukan bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri

Mengapa harus learning by doing? Simple. Karena mahasiswa/i akan cenderung mengingat lebih kuat akan apa yang mereka pelajari apabila mereka menjalankan/mempraktekkan langsung. Lewat sesi-sesi presentasi yang saya rancang akan dekat dengan dunia mereka nantinya selepas masa kuliah, membiarkan mereka sharing their early expertise on things they’re good at at that sharing sessions in certain role, dan membuat mereka mempertontonkan bakat-bakat mereka, yang kadang hanya orang yang jeli saya yang bisa menangkap gejala-gejalanya dari sejak awal.  A  legend or ‘beast’ in the making, istilah saya.

Pemasaran Digital Terpadu-FISIP UI 2019

Beberapa hal yang saya sebutkan diatas adalah hal ‘menang banyak’ yang lain; saya bisa mempelajari cara mereka menggunakan media sosial untuk berkomunikasi (dengan saling follow dengan mereka di Instagram) yang dinamis dari tahun ke tahun, mengikuti sekaligus memahami cara mereka berpikir lewat serangkaian quiz-quiz yang saya berikan, dan juga proses role play pitching lewat sesi-sesi presentasi yang persiapannya saya tahu cukup melelahkan dan menyita waktu, juga tenaga. Dari paparan mereka, dari jawaban-jawaban yang mereka berikan, dari perbincangan-perbincangan kecil dengan mereka, saya tahu kalau saya selalu belajar banyak dari mereka di setiap semester. Dan mungkin mereka tidak tahu, betapa saya amazed dengan kecerdasan mereka masing-masing. Truly is, I saw lots of potentials in them!

Pemasaran Digital Terpadu-FISIP UI 2019

Alasan lainnya adalah cerita saya dengan para mahasiswa/i di kelas saya masih belum rampung. Masih ada beberapa hal yang belum selesai kami jalani bersama-sama. Perjalanan yang akan selesai di tanggal 16-17 Desember 2019 yang akan datang. Perjalanan yang sangat menyenangkan buat saya, dan saya harap pun demikian dengan mereka. Di tulisan pertama, saya sudah menceritakan perjalanan kami di separuh semester. Kini, saya akan menceritakan apa-apa saja yang kami sedang dan akan lakukan, bersama-sama, dan saya berharap pengalaman yang didapat bisa menyenangkan.

Pemasaran Digital Terpadu-FISIP UI 2019

Kita tandai awal paruh semester kedua dengan mengumumkan apa yang akan menjadi bahan Ujian Akhir Semester mereka.  Para mahasiswa/i secara berkelompok (masih dalam kelompok yang sama saat mereka role play pitching), saya tugaskan untuk menghubungi pengelola merek, dari kategori apapun, untuk meminta izin melakukan penelitian. Penelitian? Yup, it’s learning by doing, part deux! Kini, mereka harus melakukan observasi, wawancara, dan apapun yang bisa mereka lakukan untuk mengumpulkan data. Data apa? Data tentang merek yang mereka teliti. Mencari dan menemukan kelemahan dan kekuatannya secara internal, dan peluang untuk bertumbuh sekaligus ancaman dari eksternal untuk merek tersebut. Lewat observasi, wawancara dengan pemilik/pengelola merek, mereka diharapkan bisa menemukan permasalahan yang ada, yang mereka temukan dari kegiatan observasi, maupun dari yang dituturkan oleh pemilik/pengelola merek.

Pemasaran Digital Terpadu-FISIP UI 2019

Foto-foto diatas dan beberapa di bawah, menceritakan momen dimana masing-masing kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan merek yang mereka teliti. Saya memang bebaskan mereka untuk memilih merek apapun, dari kategori apapun. Bisa merek UKM, atau merek yang sudah terkenal, dimana target audience-nya harus mengarah pada generasi Y dan Z. Jadi, pola komunikasinya akan mereka nilai sesuai atau tidak dengan karakteristik mereka. Termasuk moodboard, tone and manner, gaya bahasa dalam berbicara, dan cara menata feed, tampilan profil Instagram dengan highlights, dan tentunya cara posting di Instagram Stories. Bila mereka merasa apa yang dilakukan si pengelola merek tersebut kurang sesuai, mereka bisa menyampaikan bagaimana baiknya atau bagaimana seharusnya cara penyampaian yang lebih sesuai dengan target audience anak muda tersebut.

Pemasaran Digital Terpadu-FISIP UI 2019

Ada 10 kelompok dari dua  kelas, masing-masing sudah menemukan merek untuk diobservasi. Presentasi awal sudah dilakukan tanggal 18-19 November yang lalu. And all went well! Tinggal tunggu sesi-sesi work in progress di setiap akhir kuliah, yang kurang lebih hanya tersisa dua mingguan lagi, yaitu tanggal 2/3 dan 9/10 Desember, melaporkan apa-apa saja yang sudah mereka lakukan, hasil interaksi lebih lanjut dengan si pemilik/pengelola merek, temuan-temuan apa yang mereka dapatkan, dan apa-apa saja yang bisa mereka kontribusikan secara langsung ke merek yang diteliti. So, tulisan ketiga nantinya akan mengangkat tentang bagaimana akhir dari perjalanan bersama di semester ini.

Pemasaran Digital Terpadu-FISIP UI 2019

One more office visit, please!

Suatu ketika, muncul notifikasi di pesan langsung Instagram saya, seorang pegawai Google, mahasiswi saya dulu dari angkatan 2015, Periklanan-Komunikasi FISIP UI, alumni yang cemerlang, menghubungi saya, menceritakan bahwa ada acara di kantornya dalam waktu dekat, tanggal 21 November yang lalu, yaitu Google Taman Ria, di Ciputra Artpreneur. Dan beliau mengundang kami semua untuk ikut serta. Pegawai Google tersebut adalah Amira Amalia Badri, yang kini menjabat sebagai Marketing B2B Specialist di perusahaan mesin pencari raksasa ini.

Amira Amalia Badri, Marketing B2B Specialist, Google Indonesia

Undangan tersebut kami sambut baik. Dan saya masukkan ke rancangan kuliah semester ini.  Acara yang sangat menarik, dimana setiap pengunjung yang sudah pesan tempat via email sebelumnya, bisa explore apa-apa saja yang produk Google yang bisa membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari. Terlepas apakah mereka karyawan seperti saya, dosen-pengajar, mahasiswa-pencari kerja, dan banyak peran lainnya.

Google Taman Ria (Google4ID), Ciputra Artpreneur

Jadi, keluar kelas lah! Belajar dari dunia sekitar adalah idenya. Dan unggahan ini saya tutup dengan sepenggal lirik lagu Kunto Aji-Pengingat; “Dunia ini lebih luas, dari ruang kelas!”

Sampai ketemu di bagian ketiga tulisan Menambahkan Excitement dalam Proses Belajar Digital Marketing ini. Terima kasih sudah menyempatkan membaca.

Google Taman Ria (Google4ID), Ciputra Artpreneur

 

7 Comments Add yours

  1. scan says:

    What? Saya juga datang ke acara ini, tetapi mungkin kurang excited karena saya menunggu talkshow dan hari itu pas bukan acara talkshow sih.

    1. haryoprast says:

      Yup, talkshow adanya hanya di hari pertama, khusus undangan buat perwakilan brand, Google partners. Less in excitement kalau kita mencari banyak informasi dan insights dari Google, but it’s ok anyway 🙂

  2. Digital Hub says:

    Nice post. I like it

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s