Menambahkan Excitement dalam Belajar Digital Marketing (bagian 1)

Yup! Saya berusaha menjaga kehadiran elemen ini dalam proses belajar di kelas Pemasaran Digital Terpadu yang saya ampu di Program Studi Periklanan, Departemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) sejak tahun 2014 yang lalu. Di awal semester, saat kuliah pertama yang isinya hanya pengenalan tentang mata kuliah yang akan diajarkan selama kurang lebih empat bulan kedepan, saya sudah menekankan bahwa yang saya sampaikan bukan pada kecanggihan teknologi (machine learning, bot, internet of things, automatization, programmatic ads, dan lain-lain), namun pada hubungan antar manusia. Sebab, secanggih apapun teknologi, tetap akan ada manusia dibelakang layar. Tetap akan ada manusia yang menjawab keluhan pelanggan sebuah merek, meskipun di depan sudah ‘dicegat’ dengan bot, yang bertugas mengklasifikasikan jenis laporan.

Sesi Kuliah Tamu, by Narrada Communications team (Periklanan-Komunikasi FISIP UI)

Tetap akan ada peran manusia yang tidak tergantikan oleh mesin, seberapapun canggihnya, yaitu emosi dan empati. Ini yang saya garis bawahi. Hubungan antar merek dan pelanggan setianya, terjadi secara egaliter. Hubungan antar merek dan pelanggan setianya, lewat content marketing strategy si pengelola merek itu sendiri, dimana si pengelola merek menyampaikan pesannya dengan halus (subtle), secara soft selling. Paham konten dan konteks. Paham bahwa dengan konteks (how to sell/deliver) yang bagus, sebuah konten (substance atau what to sell/deliver) bisa menjadi media penyampaian pesan yang efektif. Lewat cerita, lewat sebuah campaign yang sanggup menarik perhatian target audience-nya.

Sesi Role Play Digital Agency-Client/Brand (Periklanan Komunikasi FISIP UI)

Alinea diatas mengandung pesan yang sangat serius, buat saya. Tentang apa yang harus pengelola merek lakukan dalam menyampaikan pesannya ke target audience-nya, sesuatu yang benar-benar terjadi di dunia kerja. Benar-benar terjadi di dunia nyata. Ini yang ingin saya sampaikan ke para mahasiswa/i saya dengan cara saya sendiri. Tidak dengan cara satu arah, namun dua arah. Tidak hanya mendengarkan ceramah dan melihat slide demi slide presentasi saya, namun juga melakukan tugas-tugas tertentu, dimana proses belajar terjadi bukan dari saya ke mereka, namun juga sebaliknya. Dari mereka ke saya.  Proses belajar dari mereka ke saya berjalan lewat sesi role play pitching yang saya rancang sedemikian rupa, dimana satu kelas dibagi menjadi lima kelompok. Satu kelompok saya pilih sebagai klien, dan empat kelompok lainnya berperan sebagai digital agency.

And this is where magic happened!

Team klien dan digital agency pilihannya (Kelas Selasa-Periklanan Komunikasi FISIP UI)

Dengan informasi yang saya anggap minim (mereka hanya menerima materi tentang content marketing dan social media management dari saya (4 sesi), dan referensi dari deck/proposal dan client brief dari kakak-kakak kelas mereka di tahun sebelumnya, dan googling juga bertanya kepada network mereka, yang sudah bekerja di digital agency atau korporasi, tentang pitching role play ini, kelompok klien bisa menyusun brief yang cukup detail, dan kelompok-kelompok digital agency bisa menyusun deck yang sangat menawan. Melihat permasalahan yang dialami oleh klien, berusaha memahami kekhawatiran dan keingintahuan klien, kemudian menyusun solusi-solusi buat permasalahan-kekhawatiran-keingintahuan klien dalam deck atau proposal dengan big ideas yang cukup canggih buat mahasiswa di rentang usia 20-21 tahun seperti mereka. Ini yang membuat saya selalu amazed di proses pitching role play ini.

Team klien dan digital agency pilihannya (Kelas Senin-Periklanan Komunikasi FISIP UI)

Momen sebelum masa Ujian Tengah Semester (UTS) ini adalah salah satu momen favorit saya selama mengajar. Dan memang, mereka masing-masing sudah mempunyai jiwa kompetitif yang tinggi. Selalu berusaha menampilkan yang terbaik, dari sisi mereka. Terkadang mereka terlalu sibuk menyusun dan menampilkan deck yang canggih, sangat lengkap dan komprehensif, benar-benar memikirkan konsep campaign dari big ideas yang tercipta, namun juga memikirkan bagaimana delivery ideas-nya.

Bukan saja konten (ide), namun konteks (delivery) juga penting (Periklanan Komunikasi FISIP UI)

Namun ada kalanya bukan itu yang dibutuhkan oleh klien. Bisa saja klien lebih tertarik dengan cara sederhana yang dilakukan oleh kelompok digital agency dalam menyuarakan pesan mereknya. Bisa saja, dan ini terjadi. Dua kelompok yang menampilkan deck yang buat saya luar biasa untuk sekelas mereka, mahasiswa/i di rentang usia 20-21 tahun, malah tidak terpilih menjadi partner sang klien. Tentu saja gurat kekecewaan terpancar dari wajah mereka, dan sekilas rasa tidak percaya mereka bukan kelompok yang terpilih. Buat mereka, pengalaman role play pitching ini bukan main-main. Mereka sangat serius! Dan tentunya, saya sangat menghargai proses. Tetap mereka yang saya nilai telah melakukan effort yang luar biasa dalam melayani dan memenuhi apa yang menjadi maunya sang klien mendapatkan apresiasi tinggi dari saya.

Ligno Vivaldo dan Ajeng Savitri dari Narrada Communications (Periklanan Komunikasi FISIP UI)

Oh iya, satu hal lagi. Saya juga membekali mereka sebelum proses role play pitching ini berjalan dengan mengundang digital agency sungguhan, Narrada Communications team, untuk berbagi tentang bagaimana kehidupan di sebuah fast paced digital agency life, dan bagaimana mereka melayani klien dengan baik, dan tips menghadapi pitching-persiapan, selama, dan setelah sesi pitching, dan memenangkannya berdasarkan pengalaman mereka. Terima kasih Mbak Ajeng Safitri (Creative Group Head), Mas Ligno Vivaldo (Senior Art Director), Mbak Frisca (Social Media Head), dan Mas Adi Seseq (Chief Creative Officer) atas kehadiran dan kesediaannya berbagi di kelas Digital Marketing Terpadu. Dan saya pun suka dengan cara mereka berempat menyampaikan pengalaman mereka yang demikian banyak di dunia digital agency, dengan cara yang fun dan jauh dari kesan menggurui.

Mbak Friska Octendralia (Periklanan-Komunikasi FISIP UI)

Fun dan inklusif. Dua kata kunci saya dalam penyampaian materi.  Saya berusaha membuat para mahasiswa tetap merasa fun dalam proses belajar dua arah ini. Dan saya percaya bahwa ilmu, pengetahuan, dan pengalaman tidak datang dari seorang dosen saja, namun si dosen praktisi harus bisa mengundang para expert untuk berbagi di kelasnya, berkolaborasi lebih tepatnya, untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman para mahasiswanya, mereka yang sudah tergolong bukan generasi Y lagi, tapi sudah termasuk ke generasi Z.  Saya percaya bahwa rasa passionate dan selalu tertantang akan jadi fuel buat mereka dalam belajar memahami sesuatu dengan melibatkan diri mereka sendiri dalam proses belajar tersebut.

Mas Adi Seseq (Periklanan-Komunikasi FISIP UI)

Metode proses belajar dua arah pun saya dapatkan lewat berbagi pengalaman dari para expert di bidangnya, dan sekaligus melakukan field trip-office visit ke kantor baru IDN Media. Kantor media online yang memposisikan dirinya sebagai medianya kaum millennials ini baru saja pindah dari kawasan Palmerah ke Menara Global, Jalan MT. Haryono Kavling 27 Lantai 16, 18, dan 19.

IDN Media Open House-Office Visit Mahasiswa Periklanan, Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (IDN Media Open House)

Kok bisa saya dan hampir semua mahasiswa saya main ke kantor barunya IDN Media yang demikian megah? Begini ceritanya, saya mengajukan proposal kunjungan ke  IDN Media, dan gayung pun bersambut. Tanggal dimana kami berencana melakukan office visit, tanggal 28 Oktober 2019 adalah hari pertama open house kantor baru mereka. Para tamu yang hadir bukan saja dibawa berkeliling melihat suasana kerja team IDN Media dari lantai 16 ke 18, lalu ke 19 saja, namun diberikan wawasan tambahan dengan menghadirkan beberapa expert. Truly a blessing! 

Presentasi Himanshu Shekhar dari GroupM Agency (IDN Media Open House)
Presentasi dari Tim Kreatif Internal (IDN Media Open House)
Presentasi dari PT. Djarum (IDN Media Open House)

Melihat isi dari kitchen studio Yummy Food, portal berita khusus kuliner dan masak memasak IDN Media di lantai 16, masuk ke ruang redaksi, ruang content marketing team, business development team di lantai 19, dan berakhir di lantai 18, dimana team human resource dan team support lain berkantor. Uniknya, tangga darurat dimana kerap kali terlewatkan, dindingnya dijadikan media mural yang (God, I hate to say this) instagrammable. Jadi, dinding tangga darurat kini tidak lagi membosankan, tapi sarat akan cerita dan pesan. Terlihat di foto-foto di bawah ini:

Kitchen Studio Yummy Food (IDN Media Open House)
Foto diperagakan oleh model (IDN Media Open House)
Saya (mewakili FISIP UI) dan William Utomo (COO IDN Media)

Pengalaman dari kuliah tamu hingga office visit ini baru separuh perjalanan di semester ini. Masih ada separuh semester lainnya yang akan dijalani. Masih ada sesi dosen tamu yang saya harapkan membagikan ilmu dan pengalamannya yang insightful dan meaningful dari industri yang relevan dengan mata kuliah yang saya ampu ini,  dan masih ada sesi office visit kedua ke salah satu prominent e-commerce company yang mudah-mudahan terwujud di awal bulan Desember 2019 nanti. Semoga ya! Harapan saya sebagai dosen praktisi, bukan saja ilmu, pengalaman, dan pengetahuan saya terbagi dari saya ke mereka, namun kecemerlangan mereka dan cara para mahasiswa/i (our future leaders) berpikir dan menyampaikan pemikirannya pun terbagi dan tercurah ke saya. Proses belajar dua arah.

Saya yakin bahwa ilmu, pengetahuan, wawasan, dan pengalaman adalah berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kita, dan masing-masing dari kita yang tercurah berkat tersebut wajib menjadi saluran berkat. Berkat melimpah atas saya mengalir ke mereka, dari mereka ke siapapun yang mereka kenal. Dan berkat itu pun mengalir ke semua orang, dan bisa jadi kembali lagi ke saya, beserta manfaatnya. Amin.

4 Comments Add yours

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s