Yes, saya dapat jatah untuk membawa sosok-sosok inspiratif dua kali dalam satu semester! Jadi masing-masing kelas dapat dua sesi kuliah tamu. Untuk sesi kuliah tamu yang pertama, saya sudah membawa sosok-sosok keren dan luar biasa untuk memberikan inspirasi ke para mahasiswa/i. Dan kebetulan, sosok-sosok ini adalah rekan-rekan lama saya, yang berkenan meluangkan waktu ditengah kesibukannya. Mereka adalah  Stefanie Kurniadi dan Peter Sharer. Cerita-cerita inspiratifnya bisa dibaca disini. Terus, siapa lagi yang saya bawa di paruh semester kedua ini? Mereka tak lain dan tak bukan adalah mahasiswa-mahasiswi saya dari angkatan 2013. Saya mulai mengampu mata kuliah Pemasaran Digital ini di tahun 2014, mengajar angkatan 2012 di semester kelima mereka.

Kebiasaan saya adalah saling mengikuti di media sosial Instagram dan Linkedin. Platform Instagram untuk berinteraksi dengan mereka secara pribadi, dan platform Linkedin untuk berinteraksi secara profesional. So, dari kedua platform media sosial tersebut, saya mengetahui bagaimana perkembangan mereka, terutama di dunia profesional. Bagaimana mereka membangun karir sedemikian cepat, karena paham benar bagaimana memanfaatkan teknologi informasi, dan sebagian sudah terbiasa dengan data sebagai basis argumen. So, I think it would be great if I invite them, one or two, or four, or ten, to my class, to share about what they did to succeed, both in college and at their own playground (I mean offices). And another reason why we connected and followed each other, for me is to make it easy for me to remember their names. Buat para mahasiswa mungkin lebih mudah mengingat nama-nama guru/dosen mereka. Tapi sebaliknya buat para dosen/guru? Wow! Saya sendiri tiap semester punya 60-70 orang mahasiswa, yang saya ingin hafal nama dan kiprahnya. Padahal hanya mengajar di semester ganjil saja. Kalau ditambah semester genap? 120-130 nama harus saya ingat dan hafal. Kinda tough, eh? 😉 

So how it started? Saya ingat saat melihat salah satu circle anak Komunikasi-FISIP Universitas Indonesia angkatan 2013 ini tengah kumpul bareng via Instagram Stories salah seorang dari mereka, Difa Raksa Annisa. Dan saya lihat, sosok-sosok ini cukup inspiratif untuk membagikan ilmu, pengalaman, dan apapun yang mereka punya di kelas saya. Dan lewat komen Instagram Stories, saya balas unggahan Difa Raksa tersebut (akrab dipanggil Sasa) dengan ucapan: “You guys look good, all of you :)” dan bersambung dengan undangan untuk berbagi soal work and life, profesi dan dunia kerja.  This happened at August 2018, at that time my class haven’t even started yet. But I knew, that these guys would make an impact for sure. But first let me take you back to 2015, when they were still attending their 5th semester. 

Seiring waktu, muncul ide untuk mengajak 2 orang team leader sebagai dosen tamu. Mereka adalah Sasa, dan Khalya Karamina Siregar (akrab dipanggil Khalya). Sama-sama dari Periklanan-Komunikasi FISIP UI angkatan 2013. Mereka dahulu bersama dengan timnya adalah tim juara, untuk mata kuliah-mata kuliah yang mengandung presentasi big ideas, dan juga praktek pitching, antara agensi digital/advertising dan klien atau brand, seperti yang saya lakukan di kelas saya. Dan circle mereka berisi personel-personel yang luar biasa, yang dapat mereka undang, pilih sendiri sebagai team member. Namun ini tidak berarti tidak ada orang hebat lagi di luar circle mereka, masih banyak orang-orang hebat dari angkatan mereka, dan angkatan sebelumnya. So, come the big day! 10 dan 11 Desember 2018. #TeamSasa mengambil kelas hari Senin, dan #TeamKhalya mengambil kelas hari Selasa. #TeamSasa terdiri dari 4 orang, yaitu: Difa Raksa Annisa (FISIP UI-KOM-Periklanan 2013; Communication Staff of Deputy IPR Facilitation and Regulation at BEKRAF), Kezia Alaia (FISIP UI-KOM-Kajian Media 2013, super talented writer), Nisa Aqila (FISIP UI-KOM-Periklanan 2013; Sustainable Business and Communication di Unilever Indonesia), dan Kevin Aprilio Kurniawan (FISIP UI-KOM-Periklanan 2013; Brand Manager di British American Tobacco/BAT). Sementara #TeamKhalya juga terdiri dari 4 orang, yaitu: Hanim Anggrianingtyas (FISIP UI-KOM-Periklanan 2013; District Sales Manager at Coca-Cola Amatil), Tiara Rachmaniar (FISIP UI-KOM-Periklanan 2013; Junior Manager Business Development GO-PAY), Galih Soedirdjo (FISIP UI-KOM-Periklanan 2013; Buzzlink.id-Influencer Management Founder), dan Nabila Putri Fathya (FISIP UI-KOM-Jurnalisme 2013; Jurnalis-News Anchor NET.TV). Semuanya kelas berat! 🙂

Tanggal 10 dan 11 Desember 2018, adalah hari besar buat saya. Mungkin juga menjadi hari yang besar buat teman-teman yang saya undang sebagai dosen tamu. Dan buat mereka, hari itu adalah hari homecoming-nya anak-anak angkatan 2013 ke kampus tercintanya. Dari mahasiswa menjadi seseorang yang sudah berhasil di bidangnya, menggapai sukses menurut ukuran dan kemampuan mereka masing-masing. Dan saya sangat bangga melihat mereka datang kembali, as somebody. 

Pembicara pertama, Kevin Aprilio Kurniawan, Brand Manager dari BAT. Beliau pada saat kuliah sebenarnya sangat kuat di komunikasi, dan memang berencana untuk mengawali karir di bidang komunikasi, di agensi periklanan atau digital lebih tepatnya, setelah lulus di tahun 2017. Namun ternyata karirnya berbelok ke bidang pemasaran, yang tentunya masih dekat dengan dunia komunikasi. Mengawali karir sebagai seorang intern di Unilever Indonesia, lalu diterima bekerja sebagai management trainee di BAT, lulus masa orientasi, dan kini menjabat posisi brand manager di perusahaan multinasional tersebut. Saya ingat disaat masih di kelas saya, beliau ini adalah mahasiswa yang brilian, punya banyak target dalam hidup dan selalu going extra miles. Disaat teman-temannya mengambil jurnal atau TKA (Tugas Karya Akhir) untuk syarat kelulusan, Kevin mengambil jalur skripsi. Belum lagi ketua HMIK, dan masih banyak jabatan organisasi kampus lainnya.

Jadi di poin presentasinya, salah satu yang saya ingat adalah pesannya ke adik-adik tingkatnya, perbanyak pengalaman organisasi atau kesibukan-kesibukan lainnya, yang memungkinkan kita menambah network; teman-kolega, dan lain-lainnya. Memang akan membuat kita sangat sibuk, but it all worth it. Pada saat kerja kita akan punya soft skill tentang kemampuan mengelola team, manajemen stakeholder-paham harus berurusan dengan siapa saja, dan mengelola hubungan baik dengan masing-masing stakeholder yang ada.

Dosen tamu yang ini juga istimewa. Semenjak lulus dari UI tahun 2017 (tahun lalu), dan memulai karir sebagai seorang intern di Unilever. Ternyata nasib baik berpihak pada Nisqil, demikian Nisa Aqila akrab dipanggil. Beliau sekarang menjadi seorang Sustainable Business and Communication di Unilever Indonesia. Sekilas bidang pekerjaannya mirip divisi CSR (Corporate Social Responsibility), namun ini berbeda. Ruang lingkup kerjanya tentang bagaimana memastikan bahwa seluruh kegiatan Unilever di Indonesia ramah terhadap lingkungan, dengan menjalankan campaign-campaign yang sifatnya edukasi. Yup, salah satunya adalah tentang sampah plastik.

Berbeda dengan rekan-rekan sejawatnya, Sasa atau Difa Raksa Annisa yang kini menjabat sebagai Communication Staff of Deputy IPR Facilitation and Regulation at BEKRAF. Yup, beliau yang dulu saat kuliah agak pemalu ini kini menjelma sebagai sosok yang inspiratif, dan juga bersuara lantang. Saya kerap mengikuti kegiatannya lewat Instagram Stories, beliau mengunggah aktivitas-aktivitasnya saat berkeliling Indonesia untuk serangkaian kegiatan dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF). Luar biasa!

Sosok dosen tamu yang terakhir ini sungguh beda. Kalau dua orang adalah pegawai swasta dan satu orang lagi adalah pegawai BUMN, Kezia Alaia adalah sosok penulis yang super multi talented (penulis puisi, kolumnis, penerjemah buku, dan penulis naskah). Kebetulan beliau ini tidak mengikuti kelas Pemasaran Digital saya, karena penjurusan yang Kezia ambil adalah Kajian Media. Nah, this really made a different, sudut pandang Kezia sungguh berbeda dan dalam, sehingga para mahasiswa merasa fulfilled dan felt as a whole selepas mengikuti sesi kuliah tamu yang dihadiri oleh kakak-kakak tingkat mereka, terutama  dari sesi Kezia. Go follow her instagram to keep you inspired!

Saya menyimpan memori akan aktivitas semester ini di Instagram Stories akun saya, dan saya tampilkan di highlight UAS PDT 2018, agar semua bisa melihat dan mengikuti pengalaman selama satu semester di kelas Pemasaran Digital Terpadu. Kegiatan-kegiatan apa saya yang kami lakukan bersama-sama, keseruan-keseruan apa yang terjadi saat kami belajar digital marketing bersama-sama.

Next day, second day!

Tanggal 10 Desember 2018, malam sepulang dari kampus saya dapat berita kurang menggembirakan. Team leader dari #TeamKhalya mendadak harus mengundurkan diri dari sesi kuliah tamu di keesokan harinya, karena urusan pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan. Khalya Karamina,  mengaku sangat sedih saat harus menyampaikan kabar bahwa ia tidak dapat bergabung besok di acara homecoming bersama-sama rekan satu angkatannya ke kampus. Namun ada sedikit berita baik, untuk boost semangat saya buat sesi kedua di tanggal 11 Desember. Tiara Rachmaniar (Junior Manager Business Development GO-PAY) yang seharusnya show up di hari Senin, dan harus batal hadir karena kesibukan yang tidak dapat dihindarkan di kantor, mendadak memberikan kabar kalau bisa hadir di hari Selasa. I’m a bit relieved!

Hanim Anggrianingtyas, Tiara Rachmaniar, dan Nabila Fathya datang terlebih dahulu. Hampir bersamaan. Tak lama setelahnya, saat mereka mulai bersiap-siap dengan laptop dan presentasinya, Galih Noor Cahyo, atau kerap dikenal dengan Galih Soedirdjo masuk ke kelas. Dari jaman kuliah dulu, saya tahu kalau Galih rajin olah raga, rajin nge-gym, sehingga tampak badannya semakin berisi setelah kurang lebih dua tahun tidak bertemu. I’m so excited to meet them, just like yesterday!

Sesi pertama dibuka oleh Hanim Anggrianingtyas, atau akrab disapa Hanim, yang kini menjabat sebagai District Sales Manager at Coca-Cola Amatil, bertanggung jawab atas wilayah Jakarta Raya. Saya cukup kaget waktu Hanim memperbarui peran di akun Linkedin-nya, menjadi seorang Area Manager, jabatan di divisi penjualan. Setahu saya, beliau ini punya passion di dunia komunikasi dan sedikit di dunia pendidikan. Terbukti dari rekam jejaknya, dimana sebelum berkarya di Coca Cola, beliau bekerja sebagai Project Manager di Ruang Guru.com, Brand Marketing Intern di Aqua Danone, dan Content Currator untuk TEDxUI. Dan berkarya di perusahaan multinasional, di distributornya di Indonesia tentunya membuat pengalamannya, sudut pandangnya tentang dunia kerja semakin kaya. Pengalaman beliau yang kaya inilah yang ditularkan ke adik-adiknya, sekaligus menunjukkan bahwa lulusan Komunikasi FISIP UI bisa bekerja dimanapun juga, asal mau belajar, upgrade dan disrupt diri sendiri.

Nah, Tiara Rachmaniar! Sosok yang pernah mengecap sebagai Intern dan juga Client Executive di Edelman, kini berkarir di raksasa startup Indonesia, atau unicorn-nya Indonesia, GO-JEK. Selepas dari Edelman, kini Tiara merasa sangat nyaman karena berada di sekitar orang-orang hebat yang open minded, ditambah kehadiran atasannya, yang merangkap sebagai seorang mentor yang sangat baik dan suportif. Namun Tiara merasakan suatu kekhawatiran, bahwa ia akan kehilangan magical touches-nya kalau ia terus-terusan ada di zona nyaman ini. Takut untuk merasa stuck, tidak lagi bekembang seperti yang ia harapkan. Oleh karena itu, ia berencana mengambil langkah besar di tahun 2019.

She is a good public speaker, since a while ago when I saw her presenting her team’s big ideas over a role play pitching sessions. And her English is very good, as she repetitively deliver her presentation in English. Di kelas yang saya ajar, Tiara hadir bersama dengan teman-temannya dari peminatan Hubungan Masyarakat angkatan 2013, di tengah-tengah mahasiswa/i angkatan 2014. Dan karena lebih berpengalaman dalam project-project semacam ini, yang ,melibatkan critical and creative thinking, juga presentation skill yang mumpuni, tak ayal ia dan timnya berulang kali sukses memenangkan kompetisi sejenis ini.

Galih Soedirdjo, the man of the hour. He’s actually full of surprise. This man is actually really sincere, and that’s why he managed to have lots of friends. Dan bahkan dengan jenaka ia menceritakan pengalamannya yang kebanyakan serba kebetulan, tidak terencana, dan cenderung lucu. Pernah saat sedang hangout dengan teman-temannya, ia dihampiri bapak-bapak yang tiba-tiba menawarkan jabatan intern di Kedutaan Besar Negara Seychelles, yaitu sebuah negara kepulauan yang mencakup sebuah kepulauan dari 115 pulau di Samudera Hindia di Samudra Hindia, sekitar 1.600 km sebelah timur daratan Afrika, dan sebelah timur laut Madagaskar. Galih sampaikan dengan cara sangat jenaka, “Mungkin karena tuh bapak-bapak tahu gue anak UI, kan pikirnya anak-anak UI pinter-pinter kali ya, lantas ditawari magang deh di kedutaan. Di situ gue ngejalanin peran Marketing Communication kebanyakan, bikin-bikin event, gitu-gitu deh.” And it turned out that ‘bapak-bapak’ is the ambassador of Seychelles for Indonesia!

Itu tadi sedikit dari beberapa cerita yang disampaikan Galih ke adik-adik kelasnya. Meet new people and be kind, demikian salah satu pesannya. Kini, ia menjadi seorang wirausaha, membuka agency pengelolaan key opinion leader (KOL), buzzer, selebgram bernama Buzzlink.id. Ia meninggalkan pekerjaan lamanya di Esmod, dan menekuni dunia perantara penyampaian pesan merek kepada target audience yang spesifik, followers masing-masing selebgram atau KOL yang sudah berjumlah ratusan ribu bahkan jutaan. Bisnis yang menggiurkan, beriklan di unggahan akun instagram seseorang.

Presenter terakhir adalah Bella. Seorang jurnalis dan anchor woman di NET.TV.  Nabila Putri Fathya, adalah lulusan FISIP UI Komunikasi, peminatan Jurnalisme dari angkatan 2013. Peminatan yang dipenuhi oleh mereka-mereka yang punya passion di dunia wartawan. Ditengah-tengah ajakan rekan-rekan seangkatannya yang banyak mengambil peminatan Periklanan dan Hubungan Masyarakat, beliau keukeuh dengan pilihannya.   Awal karir yang cukup  mulus dari proses rekrutmen NET.TV, hingga tahap-tahap yang ia lalui untuk sampai saat ini, membawa Bella kerap kali muncul di layar TV. Baik sebagai reporter, atau pembaca berita. Awesomeness!

Setelah sesi presentasi masing-masing dosen tamu, saya susun 4 kursi berbentuk setengah lingkaran, tepat di dekat tempat mahasiswa/i saya duduk. Waktunya untuk diskusi panel. Jadi di sesi presentasi memang tidak saya buka sesi tanya jawab, masing-masing dosen tamu menyelesaikan presentasinya, dan setelah itu baru dibuka sesi tanya jawab. Pertanyaan-pertanyaan menggelitik banyak diajukan oleh para mahasiswa. Didorong oleh rasa ingin tahu dan semangat belajar yang besar, para mahasiswa yang kebanyakan clueless tentang dunia selepas kuliah banyak mengajukan pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan sejak semester 5 dan apa yang seharusnya diambil sebagai syarat kelulusan; jurnal, TKA, atau skripsi? Dan bagaimana cara menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion-nya.

Dua hari yang keren, setidaknya buat saya. Semoga dosen-dosen tamu yang saya undang untuk kembali ke kampus tercintanya juga merasakan hal yang sama, dan demikian juga dengan mahasiswa/i di dua kelas Pemasaran Digital Terpadu yang saya ampu. Merasa penuh seperti saya, merasakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, karena yang diatas sudah demikian rapihnya merencanakan segala sesuatunya untuk kita, menempatkan orang-orang hebat di sekitar kita dimana kita bisa belajar, menempatkan peluang-peluang dan kesempatan di depan mata, yang mungkin kadang tidak kita sadari karena kurang jelinya kita. Dan banyak hal lainnya tentang hidup yang potongan-potongannya dibagikan sebagai cerita ke mereka yang belum mengalami, namun tidak sabar untuk terjun langsung membuktikan dirinya.

Terima kasih! 🙂