[Pemasaran Digital Terpadu FISIP -UI] Semester Ini Ngapain Aja (Bagian 2-Kuliah Tamu)

Kuliah tamu!

Hal yang buat saya super excited di awal-awal semester, yaitu memilih siapa saja figur-figur inspiratif yang ahli di bidangnya masing–masing untuk dapat saya undang ke kelas, berbagi ke para mahasiswa. Figur-figur inspiratif ini pastinya sudah pasti luar biasa sibuk, namun masih berkenan untuk meluangkan 2-3 jam dari kesehariannya yang super padat untuk datang ke kampus, membagikan apa yang mereka ketahui, pelajari, dan alami baik secara formal maupun informal.

Biasanya, saya undang mereka di paruh pertama semester, di bulan-bulan September atau Oktober, membawakan materi tentang social media marketing, yang langsung mengena ke topik yang saya bawakan di paruh pertama semester, yaitu: Digital Marketing Overview, Pengelolaan Konten di Media Sosial, dan tentunya sesi-sesi learning by doing, lewat role play agensi digital vs. klien atau brand, yang sempat saya bahas di tulisan bagian pertama. Dosen-dosen tamu yang saya undang semester ini adalah: Stefanie Kurniadi (Deputy Director of Marketing PT. Citra Rasa Prima/CRP Group) dan Peter Shearer (Founder-CEO Wahyoo, CEO dari AR & Co).

Keduanya adalah rekan lama saya, dan keduanya bersinggungan pertama kali dengan saya dalam konteks pekerjaan. Untuk Stefanie, kenal beliau sebagai seorang pemilik/pekerja di agensi digital asal Kota Bandung, Dixgital, yang pernah mengelola  komunikasi salah satu brand es krim low fat-non dairy dari Campina Ice Cream di digital media selama beberapa waktu. Yang kedua, Peter memperkenalkan dirinya sebagai founder/CEO dari AR & Co, agensi penyediaan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Saat memperkenalkan diri dengan ‘mainan-mainan AR’ serunya, saat itu di Indonesia sedang mulai marak penggunaan AR oleh brand otomotif dan FMCG. Mungkin yang belum terbayang akan apa itu AR atau realitas tertambah, bisa mengingat-ingat game Pokemon GO! yang sempat mendunia dan digilai penggemar games di mana-mana, termasuk di Indonesia. Ingin tahu seperti apa, bisa lihat di video dari CNN Indonesia dibawah ini:

Pemasaran Digital Terpadu-FISIP UI 2018 (Stefanie Kurniadi)

Dosen tamu pertama, Stefanie Kurniadi, kini sudah berada di level yang sedemikian berbeda dibandingkan saat saya undang pertama kali di kelas Pemasaran Digital Terpadu saya di bulan November 2014 yang lalu. Membuat saya semakin minder! Hahahaha… 😀 Kini beliau menjabat sebagai Deputy Director of Marketing dari Citra Rasa Prima Berjaya, holding company yang membawahi brand  kuliner seperti Bakso Boedjangan, Warunk Upnormal, Upnormal Coffee Roastery, Sambal Karmila, Nasi Goreng Rempah Mafia, Fish Wow Cheeseee (FWC), Martabak Maskulin, Ayam Bersih Berkah, Meebox, dan masih banyak lagi. Interaksi pertama yang dilakukan Stefanie saat menyapa para mahasiswa (FISIP UI angkatan 2016), sekaligus sebagai ice breaking adalah menanyakan mereka masing-masing ingin menjadi apa selepas lulus dari FISIP Universitas Indonesia ini. Saya sudah bercerita sedikit ke Stef, kalau dibandingkan dari kelas saya yang dikunjungi Stef dulu (FISIP UI angkatan 2012), ada  pergeseran tentang minat di bidang pekerjaan. Angkatan 2012 dulu sangat idealis, 90% menjawab ingin bekerja di agensi periklanan selepas lulus kuliah, sisanya antara bekerja di brand/korporasi seperti saya, atau lanjut kuliah S2. Sedikit sekali yang ingin langsung terjun ke dunia wirausaha.

Pemasaran Digital Terpadu-FISIP UI 2018 (Stefanie Kurniadi)

Poin-poin penting yang saya ingin Stefanie ajarkan ke rekan-rekan mahasiswa di tanggal 6 November 2018 adalah bagaimana menggunakan social media marketing as channel, dan pengetahuan tentang creative content marketing (creation and distribution, organic and paid) untuk menunjang bisnisnya.  Warunk Upnormal dan teman-temannya ini sangat dekat dengan dunia digital dalam pengembangan bisnisnya. Dan social media jadi ultimate tools dalam menjangkau, menarik, dan merangkul target audience-nya masing-masing.

Dan angkatan 2016 punya minat yang sama sekali berbeda. Mereka sedikit sekali yang berminat untuk bekerja di agensi periklanan atau agensi digital. Sebagian ingin bekerja di korporasi (FMCG, ecommerce, dll) sebagai klien, dan sebagian besar ingin membuka usaha, yang sangat terbantu oleh pengetahuan di pemasaran dan komunikasi lewat media digital. “That’s comforting, Ga”, kata Stef ke saya, “Anak-anak sekarang sudah punya keinginan untuk mencapai level kebebasan finansial lewat dunia entrepreneurship. Namun mereka juga harus sadar kalau bekerja sebagai wirausahawan tidak bisa santai-santai, banyak pengorbanan dan kerja keras di awal-awal masa membangun usaha.”

Pemasaran Digital Terpadu-FISIP UI 2018 (Stefanie Kurniadi). Forgive my stupid face 🙂

Hal ini saya amini, sebab saya sudah melihat Stef dan kawan-kawannya merasakan kesuksesan setelah jatuh bangun susah payah dalam mendirikan usahanya. Yang semuanya dimulai dari membuka warung nasi goreng rempah, Nasi Goreng Mafia, di Jalan Dipati Ukur-Bandung, dekat dengan kampus Universitas Padjadjaran, dan ITHB.  Dari kedai kecil tersebut perjuangan mereka dimulai, hingga kemudian membuka cabang demi cabang. Dari hanya menjual nasi goreng dengan positioning khusus, nasi goreng rempah, berlanjut ke warung Indomie kekinian, lanjut ke warung makan khas sunda dengan pilihan sambal yang nikmat, hingga deretan kedai kuliner kekinian lainnya. Two thumbs up for you and friends, Stef!

Mas Wahyoo!

Demikian beliau akrab disapa oleh para pemilik dan karyawan Warung Tegal (warteg). Lho, apa hubungannya kuliah Pemasaran Digital Terpadu dengan warteg? Ada dong! Jadi dosen tamu kita yang kedua, yang hadir di hari Senin tanggal 12 November 2018 pukul 14.00 WIB di Gedung Komunikasi FISIP UI lantai 3 ruang 304 adalah orang yang menemukan cara media digital membantu proses bisnis UKM, yaitu warung makan. Namun bukan saja warteg, bisa juga warung sunda, warung padang, dan warung nasi lainnya.

Pemasaran Digital Terpadu-FISIP UI 2018 (Peter Shearer)

Now, I want you to meet Peter Shearer. Beliau yang sudah punya nama di dunia realitas tertambah (AR), memilih melanjutkan karyanya di suatu bidang yang bisa bermanfaat untuk banyak orang. Jika kita lihat dari piramida konsumen, layer paling bawah dan kedua paling bawah, yang dihuni oleh golongan menengah bawah, dan golongan menengah, adalah layer yang paling ‘gemuk’. Bagaimana tidak, pemilik social economy status di kedua layer ini (jika indikasinya adalah penghasilan per bulan atau pengeluaran per bulan), adalah yang terbanyak jika dibandingkan golongan menengah ke atas, hingga golongan atas. Di layer inilah sebenarnya terjadi frekuensi pembelian yang tertinggi, walaupun basket size kecil atau purchase per visit/occasion rendah. Jika bermain dengan faktor multiplikasi, jika rata-rata pembelian di warteg Rp10.000,-/orang, dikalikan berapa orang yang makan di warteg dan berapa  jumlah warteg di Jabodetabek saja misalnya, maka akan didapat berapa banyak rupiah yang berputar disitu. Perlu kejelian dalam melihat peluang, dan keberanian serta konsistensi dalam mewujudkan mimpi.

Pemasaran Digital Terpadu-FISIP UI 2018 (Peter Shearer)

Hal yang saya ingin Peter ajarkan kepada mahasiswa/i juga hampir sama dengan yang Stefanie ajarkan, yaitu membangun usaha dengan pemanfaatan digital media. Bukan saja untuk menciptakan awareness, namun juga menciptakan peluang terjadinya penjualan dan pemasukan secara kontinyu. Wahyoo, digital platform untuk para pengusaha warung makan tradisional yang Peter temukan dan kelola sekarang bersama dengan timnya, sanggup menjembatani ribuan pengusaha warung makan dengan supply sembako (sembilan bahan pokok) dan beberapa bahan baku penting lainnya. Lewat aplikasi, pengusaha warung makan bisa memesan sembako dan bahan-bahan penting lainnya untuk kemudian diantarkan oleh team Wahyoo langsung ke warung makannya.

Disini ada pain point buat pengusaha warung makan yang diselesaikan oleh Wahyoo, yaitu tidak lagi harus berbelanja ke pasar induk atau pasar tradisional terdekat untuk mendapatkan sembako dan bahan-bahan penting lainnya, dengan harga agen utama, dengan lagi-lagi tanpa mengeluarkan biaya untuk mengirimkan atau membawa bahan-bahan pokok tadi ke warungnya. Selain poin diatas Wahyoo juga memberikan pelatihan tentang bagaimana melakukan standarisasi, termasuk dalam aspek higienis dalam memasak dan menyajikan, hingga ke pricing per sajian, menyediakan perlengkapan warung makan sehingga lebih terlihat menarik dan rapi di dalam (celemek penyaji, pengecatan dinding warung makan dengan warna khas Wahyoo-kuning cerah) dan di luar (shop blind/spanduk di depan warung makan). Bahkan, Wahyoo juga memberikan paket umroh untuk para pengusaha warung makan yang berkomitmen terhadap pengembangan bisnisnya lewat Wahyoo. This is super awesome!

Pemasaran Digital Terpadu-FISIP UI 2018 (Peter Shearer)

Saya pernah membaca jelas di salah satu spanduk warteg binaan Wahyoo, kata-kata dalam Bahasa Jawa, “urip kudu iso urup”, yang berarti hidup kita harus bisa memberikan terang untuk orang lain, atau hidup kita harus bisa berikan manfaat buat orang lain. Dan ini yang Peter Shearer dan Wahyoo-nya lakukan, memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman di suatu bidang, yang lalu dipakai untuk bisa bermanfaat bagi orang banyak, dan bahkan dapat mengangkat derajat hidupnya.

Dari dua sesi kuliah tamu tersebut, saya yakin para mahasiswa dapat memetik banyak manfaat, diantaranya adalah (yang terpenting) bagaimana digital marketing dapat langsung memberikan impact terhadap kehidupan seseorang, jika ia tahu bagaimana cara memanfaatkannya untuk memilih konten (what to sell/substansi) dan konteks (how to sell) yang tepat, menjangkau target audience yang tepat, dan memilih platform yang tepat pula, dalam satu strategi komunikasi dan pemasaran digital yang terpadu.

Next: tulisan tentang kunjungan ke headquarter Zalora.co.id di bagian ketiga.

 

3 Comments Add yours

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s