On to the next location, Taman Doa Gantang, Magelang!
Selepas berkeliling menjelajah Kaliurang, melewati lereng Gunung Merapi, belanja oleh-oleh khas (apalagi kalau bukan jadah tempe dan wajik), kami beranjak menuju perbatasan D.I Yogyakarta dan Jawa Tengah, menuju Kota Magelang, lewat Kota Muntilan. Inginnya sekalian jalan-jalan ke Candi Borobudur, tapi mungkin terlalu mainstream. Alih-alih kami bertujuh menuju tempat wisata religi, Taman Doa Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan, Gantang, Magelang. Letak gua Maria dan patung Maria (seperti halnya di Gua Maria Kerep, Ambarawa) yang berdekatan dengan Gereja Stasi Gantang ini, ada di lereng bukit. Untuk menuju kesana, perlu kendaraan yang kuat nanjak. Karena rutenya cukup menantang, tanjakan dan turunan berkelok-kelok dengan pemandangan sawah, ladang, dan kadang hutan yang masih menghijau. Lumayan asik.

Sama dengan The Lost World Castle di Kaliurang, lokasi Taman Doa Gantang ini juga berhasil kami temukan lewat Google Maps. Ditambah tanya sedikit sini sana. Lokasi parkir sebenarnya terbatas, namun warga desa mengatur sedemikian rupa, sehingga halaman sekolah dan masjid di bawah lokasi Taman Doa, disulap jadi tempat parkir para peziarah. Tunggu, ada bangunan masjid di dekat gereja? Gak salah lihat kan? Nggak sama sekali, bangunan masjid memang sangat berdekatan dengan bangunan gereja, dan saya lihat sepertinya tidak ada masalah. Masyarakat di Desa Gantang ini rukun-rukun saja.
Dan seperti halnya Kampung Warna Warni Jodipan dan Cafe Tepi Sawah di Desa Wisata Pujon Kidul, objek wisata di tempat ini sanggup memberikan kontribusi ekonomi kepada warga sekitar. Mulai dari warga desa yang bertugas sebagai petugas parkir, petugas pengatur lalu-lintas, petugas kebersihan, berjualan makanan dan oleh-oleh, dan masih banyak lagi potensi yang bisa diangkat dari sekitar.

Taman Doa Gantang ini terbagi atas 3 bagian utama. Bagian pertama tentu saja adalah bangunan Gereja Stasi Gantang, bangunan kedua adalah patung Bunda Maria, dan bangunan ketiga adalah Gua Maria yang terbuat dari susunan batu gunung, dengan deretan bangku-bangku untuk berdoa dengan atap di atasnya. Saat berkunjung ke tempat ini, kegiatan umat juga terbagi atas beberapa aktivitas; mereka yang tekun berdoa, mereka yang duduk-duduk diam menikmati suasana pegunungan dengan hamparan pemandangan luas, dan yang terakhir, mereka yang asyik berfoto-foto memanfaatkan keindahan suasana. Bebas-bebas aja sih kalau buat saya.

Tidak banyak foto yang saya ambil di lokasi ini, mengingat ini tempat ziarah dan harus menjaga ketertiban. Tapi 1-2 kali foto wefie boleh lah 🙂
Saking serunya hari ini, kami sampai lupa tidak makan siang. Hanya cemal cemil jadah tempe dan wajik yang kami beli di Taman Nasional Gunung Merapi, daerah Kaliurang tadi siang. Cukup mengganjal perut saat lapar sebenarnya.
Dan sepulang dari Taman Doa Gantang, sekitar pukul 15.00 WIB, kami memutuskan untuk menggabungkan makan siang dengan makan malam di Resto Jejamuran, Jalan Magelang-Yogyakarta. Tidak jauh sih, hanya perlu 1 jam perjalanan saja dari Taman Doa Gantang menuju lokasi resto, yang banyak menyediakan menu olahan jamur ini.
Eits, tapi ini bukan resto vegan vegetarian kok! Mereka masih menyediakan menu berbahan dasar ikan dan seafood (Tom Yam Goong) dan olahan daging ayam lainnya. Namun, meskipun sebagian besar makanan yang mereka sajikan berasal dari jamur, rasanya tak kalah dengan daging sungguhan. Sate jamur, jamur crispy penyet, sup jamur, dan Tom Yam Goong jamur seafood olahan mereka sungguh-sungguh enak. Pas untuk menutup hari, setelah makan pagi yang luar biasa di Warung Kopi Klotok.


Ada hal unik saat saya pertama kali masuk ke resto ini. Saat itu sedang hujan cukup deras, dan tempat parkir di seberang resto penuh. Jadi pengunjung yang bawa mobil diarahkan untuk drop off penumpangnya dahulu, lalu memarkir mobilnya di lahan parkir kedua, yang ada kurang lebih 200 meter dari lokasi resto. “Nah, terus gimana saya ke restonya? Jalan kaki pakai payung gitu?”

Tenang. Pihak resto memberikan full service kok. Kami para driver ini diberikan tumpangan mobil ‘odong-odong’ warna-warni, atau kerennya shuttle car. Seru juga! Selain tidak kehujanan, tumpangan dari tempat parkir kedua menuju ke lokasi resto membuat kunjungan ini jadi lebih berkesan. We are appreciating every attention that this restaurant given. Dan perhatian-perhatian kecil semacam ini pasti akan membuat kami datang kembali, menikmati hidangan resto ini lagi di kemudian hari 🙂
That’s it for today.
Besok kami akan pergi ke pantai di Kulon Progo, bukan ke daerah Bantul atau Gunung Kidul. Kenapa? Karena ini long weekend, menjelang tahun baru, pantai-pantai di sekitar Bantul-Gunung Kidul pasti penuh, dan macet. Kami pilih yang dekat-dekat saja lah, Pantai Congot (lagi) atau Pantai Glagah dan Waduk Sermo. Yup, Kalibiru! Simak perjalanan kami di #YogyakartaTrip besok, disini!
One Comment Add yours