Singapore Trip-Day 2 (Orchard Road-Clarke Quay-Merlion Park-Gardens By The Bay)

Hari ke-2 di Singapore!

Saya mengawali hari kedua dengan jogging ringan, cukup dengan berkeliling sekitar lingkungan hotel. Dari Beatty Lane, menuju Trywhit Road, lalu belok kiri ke Lavender Street, kemudian ambil jalur pedestrian di Jalan Besar, lurus sampe Horne Road-mengelilingi Jalan Besar Stadium, kemudian kembali ke Trywhit Road dan Lavender Street kembali. Alhasil, 6 km berhasil dikumpulkan dari lari santai di pagi hari itu. Feeling fresh and ready for another long walks in Singapore. 

My Nike+ tracking result
My Nike Structure 19 hit Singapore road

Another walk? Hey Orchard, here we come! But first, breakfast! Kami sarapan di hawker center tepat di sebelah Hotel 81 Elegance, tempat kami menginap. Masing-masing memesan nasi hainam dengan lauk pork chasiu dan roasted pork, lengkap dengan clear soup, seharga $3.5 per porsi. Jadi makan berdua cukup $7 saja (air minum bawa sendiri). Oh ya, air mineral di Singapore cukup mahal. Sehingga kami sarankan untuk membelinya di toko-toko kelontong biasa saja (rata-rata $1.5 untuk air mineral ukuran 1,5 liter), karena kami sempat membeli air mineral di 7Eleven seharga $2.5 (atau hampir Rp25.000,- per botol ukuran 1,5 liter).

Suntec Chicken Rice
Suntec Chicken Rice

Kami kembali berjalan kaki dari hotel ke Lavender Street MRT station, menuju Orchard Road. Karena berangkat di peak hours, kami pun ikut merasakan detak nadi kota Singapore di pagi hari. Dimana stasiun MRT bukan saja penuh oleh para pekerja, namun juga siswa/siswi yang berangkat sekolah. Saya amati orang-orang di stasiun jarang ada yang ngobrol dengan sesama pengguna MRT, rata-rata sibuk dengan smartphone-nya masing-masing, dengan earphone di telinga. Mungkin hanya beberapa yang terlihat mengobrol jika berangkat bersama teman-temannya. Itu saja.

Horne Road & King George’s Avenue junction
Lavender Street MRT platform

Kami sampai di Orchard Road pukul 10.00, dimana shopping mall belum buka, jadi kami memutuskan untuk berjalan-jalan menjelajahi kawasan ini saja. Kami melihat ada gerbang ERP (electronic road pricing) di Orchard, sebagaimana kami juga melihatnya di Bugis Street. Artinya, mobil-mobil yang lewat kawasan ini akan secara otomatis membayar ‘biaya tol’ dengan on board unit yang terkoneksi ke mesin ERP tersebut. Suatu hal yang direncanakan akan diberlakukan di Sudirman-Thamrin-Kuningan, Jakarta Selatan. Entah kapan.

Orchard Road
Orchard Road

Puas berkeliling Orchard Road, kami melanjutkan perjalanan via MRT ke Clarke Quay, dan berencana ke Chinatown sesudahnya. Karena kami pikir cukup dekat. Dan di kawasan Clarke Quay ini membentang Singapore River yang luar biasa bersih, sehingga pemerintah Singapore menjadikan sungai ini sebagai salah satu objek wisata sekaligus jalur transportasi air menuju Marina Bay Sands. Sangat menarik!

Clarke Quay-Singapore River
Clarke Quay-Marina Bay Sands boat

Karena memang tidak berencana pergi ke Sentosa Island, kami pun memutuskan untuk naik perahu menyusuri sungai ini, dengan biaya $18 per orang (hampir Rp180.000,-) untuk 1 kali perjalanan. Namun justru keputusan membayar (hampir) Rp360.000,- untuk kami naik perahu jadi salah satu keputusan terbaik yang kami ambil. Bagaimana tidak? Kami bisa menyusuri sungai yang luar biasa bersih (tidak ada sampah), dengan pemandangan gedung-gedung bertingkat di kanan kiri jalan hingga dari kejauhan mulai tampak gedung yang kini menjadi icon Singapore, Marina Bay Sands.

Gedung-gedung di tepi Singapore River

Ada satu hal lagi yang pantas untuk diceritakan. Yaitu penjaga loket karcis untuk naik perahu tersebut adalah para ‘warga emas’, alias para lansia. Opa dan oma tersebut masih cukup gesit dan gigih menawarkan jasa naik perahu, dan saya salut! Keduanya cukup fasih berbahasa Inggris, dan cukup percaya diri sebagai sales person. Saya sempat ngobrol cukup lama dengan si opa tentang Marina Bay Sands dan fasilitas yang ada di sekitarnya, yang konon menghabiskan dana sampai $1 milyar. Coba dikalikan dengan Rp9.450,-jadi berapa? :p

Si opa pun bilang kalau dia sampai seumur ini (saat ini Marina Bay Sands dan Garden By The Bay tepat berumur 5 tahun), beliau belum pernah mengunjungi Marina Bay Sands dan Garden By The Bay. “Lho, kenapa?” tanya saya. “Ngapain saya kesana? Mahal koq kalau kita ke sana. Mau makan disana mahal-mahal, mau apa-apa juga mahal. Daripada buang-buang duit disitu, mending buat makan” ujarnya sambil terkekeh jenaka.

Tapi tunggu dulu, ada satu lagi hal istimewa yang kami dapatkan dari naik perahu. Kami bisa ber-swafoto dengan Merlion, icon abadi Singapore dari jarak dekat. Tanpa harus antre. Yeay!

Singapore River-Marina Bay Sands
Singapore River-Merlion Park

Sesampai di dermaga, perjalanan kami lanjutkan dengan memasuki mall termewah di Singapore, dimana di depannya ada Art and Science Museum yang berbentuk seperti buah pala terbuka dengan detail khusus yang super unik. Melangkah masuk ke mall super mewah ini, saya menemukan ada kasino. Yup, there are casino inside Marina Bay Sands. And I wonder, how much they spend for gambling there, in average? Hmmm…

Art & Science Museum di belakang saya
Di dalam Marina Bay Sands

Puas mendinginkan diri di dalam mall (diluar cuaca sangat terik, dimana kami lupa bersyukur hari itu tidak hujan sama sekali), kami lanjut ke Gardens By The Bay. Tujuan kami ingin ke Flower Dome dan Cloud Dome sebenarnya, namun  setelah berdiskusi sebentar, kami memutuskan untuk tidak masuk ke dua dome tersebut. By the way, harga bundling untuk kedua dome tersebut adalah $25 dan harga naik OCBC Skyway (akan ditemui nanti di area Super Tree Grove) untuk satu orang $8. Sehingga jika kami memutuskan untuk masuk ke kedua dome, dan naik skyway, tentunya biaya untuk berdua menjadi $66. Yes, next time! 😉

Let’s roll to Gardens By The Bay!

Super Tree Grove
Super Tree dan OCBC Skyway

Cuaca sangat terik, dan untungnya saya pakai kaos berlengan panjang tanggung, sementara istri saya rajin mengoleskan sun block di area kulit yang terbuka. Dan sebenarnya Super Tree Grove ini lebih bagus dilihat saat malam hari, karena lampu-lampu LED di pohon ini akan menyala dengan cantiknya. But that’s ok, at least we’ve visited this place so we can share the story. And I’m blogging this to share the story.

Sumber: http://www.migrationology.com

Area Gardens By The Bay ini sangat luas ternyata (dan dekat dengan stasiun MRT Bayfront), sehingga jalur kami pulang cukup dekat. Dan sayang jika kami tidak menjelajahinya dulu. Kami sampai di pinggir kolam besar, yang kalau tidak salah disebut dragon fly pond-karena ada 2 patung capung logam diatas kolam. Dari bangunan kubah di foto dibawah, kami tinggal berjalan sedikit untuk masuk ke stasiun MRT Bayfront.

Dragon Fly Pond-Gardens By The Bay
Gardens By The Bay
Gardens By The Bay

Ini yang saya kagumi dari pemerintah Singapore, mereka merancang dengan seksama bangunan sarana transportasi, dimana antar antar fasilitas yang mereka bangun terintegrasi dengan MRT dan public bus. Hal ini sangat memudahkan turis-turis ber-budget terbatas seperti kami untuk menjangkau semua tempat-tempat menarik di negara pulau ini secara effortlessly.

Chinatown-Singapore
Chinatown-Singapore

Rencana kami mengunjungi Chinatown tidak berubah, dengan naik MRT kami turun di stasiun Chinatown, kembali berjalan-jalan menikmati pemandangan kota di pecinan ini. Maksud hati sih mencari oleh-oleh dan sekaligus makan siang. Dan di Chinatown ini, kami mendapatkan itu semua. Kami makan di hawker center (lagi-lagi), dan menjatuhkan pilihan ke salah satu kedai yang menjual Hainamese Duck Rice yang terlihat sangat menggoda dan menantang ($7 untuk 2 porsi) dengan lauk bebek peking (dengan ekstra leher bebek utuh), disertai potongan pork skin melimpah,  dan iced milk tea ($1.3), sehingga untuk makan siang kami mengeluarkan budget $8.3 saja. Delicious! Worth it!

Setelah kembali ke hotel, saya pikir perjalanan keliling Singapore di hari kedua sudah selesai. Ternyata belum! Hehehehe.. Istri saya masih mengajak jalan ke Mustafa Center, untuk belanja oleh-oleh yang dirasa masih kurang. Sebenarnya, saya sudah berjalan kurang lebih 15 km sampai sore hari itu (sudah termasuk jarak 6 km hasil lari pagi), namun untuk membantu membakar kalori yang masuk, saya iyakan saja untuk jalan-jalan lagi malam itu. And about Mustafa Center, it’s hugh! Bangunan 4 lantai kebawah (iya, kebawah) ini sungguh luas, jadi surga belanja orang-orang Singapore sendiri (terutama warga etnis India dan Arab) dan turis-turis Indonesia, karena harganya yang terkenal murah. Bangunan yang saya sebut 4 lantai kebawah tadi memungkinkan kita masuk di satu pintu di salah satu gedung, dan keluar dari pintu lainnya di gedung seberang jalan. Imagine that! Sayang sekali saya tidak sempat mengambil fotonya 😦

Namun ternyata mengambil extra walk di malam itu membuahkan suatu hal yang sungguh manis! Saya menemukan kedai makan yang pernah dikunjungi oleh Mark Wiens, salah satu food-travel blogger/vlogger favorit saya. Jadi saat saya search video tentang tempat-tempat makan enak di Singapore dari Mark, saya menemukan satu video tempat makan nasi kari, Beach Road Scissor Cut Hainamese Curry Rice. Agak panjang ya? Coba tonton videonya dulu agar dapat informasi yang cukup tentang nasi kari ini:

Beach Road Scissor Cut Curry Rice
Beach Road Scissor Cut Curry Rice
Beach Road Scissor Cut Curry Rice (kiri: pork chop & fish cake – kanan: roast pork belly, tofu, & cabbage)

Kedai ini buka dari pukul 11.00 hingga 03.30 dini hari. Saat saya lewat menuju Mustafa Center, saya lihat antrean cukup mengular dan terdengar suara ‘klik-klak’ dari gunting yang memotong dengan lincah lauk pauk yang dijual. Saat saya dan istri tiba di tempat, untungnya tidak ada antrean sehingga kami cukup leluasa memilih lauk dan sayuran teman nasi hainam kami.

Beach Road Scissor Cut Curry Rice

Memang penampilan dari masing-masing nasi kari pesanan kami kurang menggugah selera ya? Seperti nasi dengan lauk yang disiram bumbu sate dan kecap. Tapi tunggu dulu, sesaat anda mendapatkan suapan pertama, anda akan merasakan rasa bumbu kari yang enak luar biasa. Jadi keunikan kedai ini selain lauknya yang digunting cepat, kuah karinya menjadi signature kedai ini, yang diberikan melimpah ruah. Anda pun bisa memilih banyaknya porsi nasi, dari $0.50, $0.70, hingga $1.00. Dari porsi setengah, satu porsi, hingga satu setengah porsi. Puas? Banget. Untuk makan berdua, harga yang harus kami bayar ‘hanya’ $6.50 saja. Murah? Meriah!

Petualangan kami di hari kedua selesai. Seru, capek, takjub, puas, kenyang, bercampur jadi satu. Jadi, simak cerita perjalanan hari pertama kami di Singapore, di tulisan sebelumnya, dan petualangan di hari ketiga dan perjalanan kami kembali ke Indonesia tercinta di tulisan berikutnya. Bye!

 

 

 

 

7 Comments Add yours

  1. bobsalimblog says:

    Kalau beli tiket Gardens By The Bay di Govoyagin lebih murah, Mas. $22 😂

    1. haryoprast says:

      Nice tip for next #SingaporeTrip 🙂
      Thanks Bob!

  2. nyonyasepatu says:

    Lagi biru bgt ya langit Singapore

    1. haryoprast says:

      Iya mbak, day 1 & 2 langit cerah, day 3 hujan deras seharian.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s