Indonesia E-Commerce Summit and Expo Day 1 #IESE2016

Indonesia E-commerce Summit and Expo 2016 yang diperkenalkan lewat tag #IESE2016 adalah event e-commerce pertama yang diselenggarakan bagi para penggerak e-commerce (dan juga penggerak digital marketing) di Indonesia. And I was there at the moment 🙂

Suatu moment yang sangat menggembirakan bagi saya, yang mulai mempelajari dengan melakukan dan mengalami secara langsung (learning by doing) e-commerce, dengan mengelola dan mengembangkan e-commerce channel di company. Yup, my company has taken a step ahead of another national ice cream company, by opening an online channel which make ice cream lovers possible to select, order and pay the ice cream and ice cream cake online. Online channel tersebut bisa diakses melalui website ini.

 

Tom Lembong, Menteri Perdagangan Indonesia
                                                            Bapak Tom Lembong, Menteri Perdagangan Indonesia

 

Nah!

Hari pertama penyelenggaraan event ini dibuka oleh presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo berserta istri dan para jajarannya. Diantaranya Bapak Rudiantara selaku Menkominfo,  Bapak Thomas Lembong selalu Menteri Perdagangan, Bapak Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, dan lainnya. Kesan yang saya tangkap dari pidato Pak Jokowi, Pak Rudiantara, dan Pak Tom Lembong adalah, pemerintah kita sangat serius dalam pengembangan e-commerce dan industri kreatif berbasis digital.

 

DIbuka oleh Presiden RI, Bapak Joko Widodo
                                                                     Dibuka oleh Presiden RI, Bapak Joko Widodo

 

Sebagai perbandingan, negara Thailand menyiapkan dana sekitar Rp 7 triliun untuk pengembangan start up. Dana yang sengaja dipersiapkan untuk mencoba bisnis-bisnis baru, yang kebanyakan digawangi oleh anak-anak muda yang super kreatif. “Kita tidak boleh kalah”, pesan beliau. Ini didorong juga oleh kunjungan Pak Jokowi ke Sillicon Valley, dimana ia bertemu dengan 3 orang CEO raksasa teknologi, diantaranya Satya Nandella (CEO Microsoft). Beliau menyadari kalau negara kita sudah sangat ketinggalan jauh, dan berusaha mengimbangi dan mengejar ketertinggalan ini. Anxiety adalah kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang dipikirkan oleh beliau. Anxious (resah) karena Indonesia punya potensi yang luar biasa, both as the market and as developers. Tech developers, kita punya banyak ahli di bidang ini, anak-anak muda yang siap menjadi techpreneur, yang tentunya akan sangat mendukung ekosistem pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Namun masih kalah dengan negara-negara tetangga, sesama negara ASEAN apalagi Asia.

Boleh dibilang, kalau dalam 3-5 tahun terakhir, banyak sekali terjadi lompatan-lompatan yang sangat jauh. Bukan melalui tahapan 1-2-3-4-5, namun bisa terjadi lompatan dari 1-3-6-dan seterusnya. Buat mereka yang tidak siap dengan cepatnya perubahan ini, ya pasti akan tertinggal. Either it’s a man power or a company. The most relevant and those who quickly adapt to changes will likely survive.

Sesuai dengan tag line event ini, The New Digital Energy of Asia, Indonesia tidak main-main dengan pengembangan digital dan e-commerce. 2 langkah yang menjadi kebijakan pemerintah dalam hal ini adalah :

  1. Light touch, dimana pemerintah memberikan ruang terhadap pengembangan industri ini, daam arti tidak buru-buru menutup, menghalangi pertumbuhan start up dengan menggunakan regulasi dan undang-undang.
  2. Safe Harbor, dimana pemerintah harus melindungi inovasi-inovasi yang ada. Kita butuh inovasi-inovasi baru, namun juga harus mau mentolerir kegagalan-kegagalan, dan memberikan mentorship kepada para start up ini.
Rudiantara, Menkominfo RI
                                                                   Chief RA a.k.a Pak Rudiantara, Menkominfo RI

 

Pak Rudiantara dalam key note speech-nya menyampaikan bahwa e-commerce road map di Indonesia dibangun dan dirancang secara bottom up, bukan top down. Pemerintah mengajak para ahli yang ada untuk bersama-sama membangun ekosistem yang akan ditinggali oleh semua stake holeders. Dan perlunya mengundang para ahli seperti Jack Ma (I know this is exagerrating) dan William Tanuwidjaya (that tokopedia.com guy) sebagai advisors. Ditambah wacana untuk memasukkan coding sebagai salah satu mata pelajaran di SMK. This is good!

 

Salah satu diskusi panel yang sangat menarik :)
Salah satu diskusi panel yang sangat menarik (Rudy Ramawi, Rudiantara, Mira Tayyiba, Yansen Kamto, dan Andy Syarief)

 

Diskusi panel yang dimoderatori oleh Pak Rudy Ramawi diatas saya temukan sangat menarik. Salah satu high light yang saya ingat adalah ucapan Pak Andi Syarief (founder SITTI – Nurbaya Institute), bahwa kita punya PT. POS yang entah karena perkembangan teknologi seperti hilang ditelan jaman. Seperti dinosaurus katanya. Namun kata yang paling tepat adalah PT. POS harus kita lihat sebagai ‘the sleeping giant’. Bagaimana tidak? Sejak ditemukan di jaman penjajahan Belanda, PT. POS adalah andalan rakyat Indonesia dalam pengiriman paket, pesan, dan uang. Iya, uang. Jaman belum ada transfer via bank, kita saling berkirim uang lewat jasa wesel. Berkirim pesan dan singkat dengan menggunakan ‘teknologi’ telegram. Dan jaringannya? Nation wide! Imagine that! Kalau kita bisa (somehow) memanfaatkan PT. POS ini untuk logistik pengiriman paket dari transaksi e-commerce, JNE dan logistic companies yang lain perlu memikirkan strateginya kembali 🙂

Suatu hal yang membuat saya (dan mungkin teman-teman lain yang bergerak di industri ini) sangat gembira, karena kami hidup di era dimana kreativitas dan teknologi yang bersifat memudahkan diberikan rumah dan fasilitas yang sangat nyaman untuk bertumbuh. Saya percaya, dalam 5-10 tahun mendatang, banyak perusahaan dan industri yang belum tersentuh dengan digital sekalipun akan merubah model bisnisnya. Dari yang padat kapital dengan penyediaan aset dan padat karya dengan penyediaan tenaga kerja kasar (blue collar) menjadi perusahaan dengan model bisnis yang berbasis digital. Application based business model, I may say so.

Mungkin juga akan berimbas pada model bisnis perusahaan tempat saya bekerja sekarang, dimana padat kapital diartikan dengan penyediaan asset untuk dipasang di outlet-outlet strategis, dan padat karya untuk tenaga pengiriman reguler, sales person, dan lainnya, menjadi perusahaan yang kuat di sisi digital dalam melayani pelanggannya, memastikan mereka mendapatkan produk yang diinginkannya dengan sangart mudah. Semudah membuka aplikasi, memilih produk yang diinginkan, memilih metode pembayaran, menyelesaikan transaksi, dan merasa yakin dan nyaman bahwa pesanannya akan sampai di alamat yang dituju dengan kondisi sesuai dengan yang diharapkan. It’s all keeping the already changed customers and consumers expectation!

Guru Gowrappan, Alibaba Group Global Managing Director
                 Guru Gowrappan, Alibaba Group Global Managing Director performed as the last key note speaker

 

Summit dan expo e-commerce hari ini ditutup dengan key note speech dari K. Guru Gowrappan dari Alibaba Group (Global Managing Director). Secara garis besar, beliau menyampaikan bahwa mobile technology merubah cara kita hidup dan belanja, dan pada suatu hari nanti Indonesia akan sampai pada apa yang sudah China capaui sekarang. Salah satunya dengan cross-border transaction, perdagangan antar negara dengan menggunakan bantuan platform e-commerce dan sejenisnya. Ini memungkinkan suatu wilayah (let’s say desa atau daerah di Indonesia menjadi salah satu produses sebuah produk, dan dari wilayah tersebut, output produksi akan langsung dijual ke eksportir. Hulu ke hilir dengan mata rantai yang pendek, artinya cost dapat berkurang sangat jauh!

4 hal yang menjadi ekosistem dari e-commerce di manapun (ini yang menjadi kekuatan dari Alibaba.com) adalah :

  1. Logistik – pengiriman barang dari gudang via tenaga pengiriman atau alat transportasi yang lain menjadi salah satu tulang punggung e-commerce, menjaga tingkat ekspektasi pelanggan tetap tinggi.
  2. Payment – cara pembayaran (payment gateways) yang disediakan harus bisa mempermudah pelanggan dalam menyelesaikan transaksinya tanpa ada keraguan.
  3. Cloud – data data data! 
  4. Marketing – it’s about adding value to customers whom willing to pay online for the goods they are willing to purchase without touching, rubbing, feeling it in hands. And services!
Saya dan mentor saya, Pak Lucas Miraldi - jagoan digital dari Bandung
                                    Saya dan partner-mentor saya, Pak Lucas Miraldi – jagoan digital dari Bandung

 

Selama 3 hari, saya punya teman diskusi untuk bertukar pikiran tentang apa yang kami saksikan dan terima dari sesi-sesi summit dan workshop ini. Beliau adalah Pak Lucas Miraldi, owner dari klik-web.com, digital agency dari Bandung. Untuk digital marketing, e-commerce dan sejenisnya, as far as I know, he’s one of the best. Saya banyak belajar dari beliau, da beliau bukan orang yang pelit ilmu.

Masih punya 2 hari lagi buat belajar tentang digital marketing dan e-commerce! Woohoooo!!

3 Comments Add yours

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s