Saya ingat dulu, sekitar tahun 2002-an, terheran-heran saat seorang teman membawa flash disk 128 MB, dengan digantungkan di lehernya. Heran karena saat itu, saya masih simpan file-file saya di floppy disk. Yup, floppy disk! Benda berbentuk persegi empat dengan packaging luar plastik dengan space untuk menulis identitas disket /apa isi disket, dan kepingan plastik super tipis didalamnya yang sangat rapuh. Tersentuh bisa berarti tergores, dan tidak dapat dibaca oleh komputer.

Saya hidup di jaman dimana belajar komputer dengan DOS, Lotus 123, Basica, dan program-program lain yang saya lupa entah apa namanya, menyimpan file di floppy disk hitam (ada juga yang warna-warni) yang kira-kira 5-6 kali pakai sudah rusak karena tergores atau apa. File hilang… Saya dulu menyebutnya ‘komputer jangkrik’ Layar cembung 14 inch monochrome, CPU kotak horizontal segede gaban, dan keyboard. Belum ada mouse ya… 😀

Saat itu, sekitar tahun 1993-1994, CPU (central processing unit) hanya bisa dipakai untuk operating, belum menyimpan data-data. Programnya ada di disket-disket yang kita masukkan. Sempat merasa cukup canggih saat itu, setelah bisa dan tahu cara copy file dari disk satu ke disk lainnya dalam satu CPU. Disket masuk, lalu kita kaitkan penguncinya sampai kencang. Klik!

Well anyway… Kita kembali ke topik media penyimpanan file lagi yuk? That’s the past 🙂
Saya melihat flash disk 128 MB yang dibawa teman saya, yang saat itu lebih advance dalam komputer, seperti melihat benda yang canggih. Takjub! Keren… Kerennya adalah bagaimana file-file berukuran 2 MB keatas (file mp3, foto, file power point, dsb) bisa masuk ke satu flash disk. Harganya masih sangat mahal saat itu, buat saya.

Lalu saya mengamati manusia (baca : teknokrat) berusaha memperkecil media penyimpanan file ini. Dari media penyimpanan file yang sebesar mobil hingga kini sebesar kuku manusia, bisa menampung file sebesar 64 GB (micro SD). Flash disk yang dulu hanya sangup menampung 128 MB (mega bytes) saja, kini bisa menampung 1 TB (terra bytes). Hitung sendiri ya, 1 TB itu berapa MB (google it yourself).

Seakan tidak bosan berinovasi dan terus menciptakan hal-hal inovatif berteknologi tinggi, kini manusia sudah menemukan cara untuk menyimpan file tanpa media. Bayangannya begini, coba keluar dan lihat langit. Nah, seluas dan sebesar itulah media penyimpanan file-nya. Tak terbatas, no boundaries. Bisa menyimpan file apapun sebesar apapun. Nah, ini saatnya saya flash back. Terheran-heran melihat flash disk kecil di sekitar tahun 2003 bisa menyimpan 128 MB, kini kita bisa menyimpan file tanpa media.
Salah satunya lewat Google Drive.
I’m so amazed with this Sergey Brin and Larry Page inventions. Google!
We, human, can say the ‘googling’ as the process of looking for something through the internet. Or “through the world wide web”, said Optimus Prime, leader of autobots at Transformers, when he explained to Sam Witwicky of how the autobots found him.
Saya mencoba menyimpan file di akun Google Drive saya beberapa hari yang lalu, awalnya beberapa foto-foto keluarga dan foto-foto casual saya, lalu saya simpan juga file-file kerja saya (file presentasi, file excel, foto, infografik, dsb) di hari berikutnya. Sebenarnya bagaimana menyimpan file-file kita di Google Drive sangat mudah. Sama halnya dengan membuat folder-folder khusus dahulu untuk mengelompokkan file-file apa saja yang hendak kita simpan, dan pastinya akan memudahkan kita menemukannya kembali.
Kemudan, klik upload (akan ada pilihan folders atau files) file – multiple files atau satu folder secara langsung. Dan voila! File-file kita akan tersimpan di Google Drive.
Kita punya kuota 16 gigabytes buat semua file-file dan folder-folder kita, apapun file-nya. Lumayan besar kalau untuk menyimpan foto-foto atau file penting, sebagai back up. Just in case laptop-flash disk-external hard disk-media penyimpan file kita hilang, kita masih punya cadangan file-file penting tersebut.
And do you know another cool stuffs in having your files stored at Google Drive (or another service)?
Pernah gak, punya foto yang super keren di smartphone A atau tablet kita, lalu saat hendak poting di Path atau Instagram dengan smartphone B, kita baru sadar kalau file foto yang super keren tersebut ada di smartphone A. Dan saat itu kita sedang tidak pegang smartphone A kita. Jika file tadi di-save di Google Drive, saat hendak posting foto, misalnya di Instagram, ada beberapa pilihan. Ambil foto dari gallery (foto-foto di smartphone), Drive, atau dari yang lain? Misalnya Drop Box.
Nah, jika file tadi ada di Google Drive, kita bisa ambil langsung dan upload file tersebut dimanapun, dengan gadget-smartphone apapun, ataupun lewat PC-laptop siapapun (asal log in ke apapun personal account kita dan tak lupa log out setelahnya) dan kapanpun. Because your files is saved there and ready to be uploaded anywhere-elsewhere 🙂
Cool!
Ada teman yang bertanya : “Lu percaya ama Google, naruh file-file penting lu sama mereka? Kalau dipake buat yang nggak-nggak gimana?” Jawab saya : “Well, setidaknya karena Google adalah nama besar di dunia digital, pasti security adalah concern utama mereka dan ada terms and conditions yang harus kita ketahui dan setujui dahulu sebelum mulai menyimpan file di Google Drive, it’s up to you actually”
Yes, it’s always up to us. Apakah kita mau simpan file-file di Google Drive. Kalau masih belum terlalu percaya ya simpan file-file yang level of security-nya low to middle. High priority atau confidential file sebaiknya jangan. Tergantung kita. It’s always up to us.

Ada fasilitas, tools gratis diluar sana yang bisa kita pergunakan dengan tanggung jawab dan konsekuensi sendiri untuk menyimpan file-file kita secara gratis (16 GB saja), plus peluang untuk belajar hal yang baru. So, why the hell not? 🙂
Thank’s for the info .. I try to use google drive ..
You’re very welcome, Pak.
Sangat membantu infonya pak , saya tertarik mencoba Google Drive
Thank you, pak Joen untuk apresiasinya 🙂
kita bisa download game trus simpen disitu ga? atau software game disimpen disitu bisa ga?
Sila dicoba, Pak Dimas Ali 🙂
Thank you sudah mampir di blog saya..
nice post Sir..what the hell we’re waiting for?
join the club or banish.
“jarvis,sometimes we’re gotta to run before we can walk” iron man suit prototype.
trims artikel yang bagus. menambah wawasan saya.
selain google drive ada juga dropbox yang gak kalah ngetren