Virtual gak akan mengganti actual conversation, tapi tetep kudu ada…

“Losers say: Its impossible. Winners say: Its hard, but we can try”

Ini sulit, tapi bukannya ga mungkin.

Kenapa sulit?

1. Ini dunia yang sangat baru. Dunia yang dulu saya merasa apatis, cuek. Karena mungkin hanya bakal dikuasai oleh orang-orang yang jago di IT, komputer, dll.

2. Saat ini, mungkin saya selain jadi salah satu pioneer di internet marketing and communication ini di perusahaan tempat saya bekerja (jadi begitu saya sebut dunia ini), saya rasa belum banyak orang yang benar-benar ada di sekeliling saya yang mengerti tentang internet marketing.

3. Pandji Pragiwaksono (@pandji) berkata dalam salah satu tweets-nya (Damn, this person is so inspirational!), bahwa “Kita hidup di jaman dimana internet begitu meluas efeknya, jadi maksimalkan internet” Well, mungkin ga sama persis dengan apa yang dia katakan dulu tentang internet ini.

4. Maksimalkan internet. Memang banyak situs, atau blog yang bicara soal ini. Mereka banyak menyebutnya dengan nama-nama keren : internet marketing, digital marketing, socila media marketing, atau apalagi. Banyak. Keren-keren bahasanya. Namun buat saya, semua itu tidak lebih dari cara baru buat kita untuk lebih dekat ke customers-shoppers-consumers, untuk ngobrol langsung. Dan saya yakin dengan keseriusan (dan juga ketulusan dari si pemilik brand), para lawan bicara, customer-shopppers-consumers, merasa kalau mereka ‘sedang bicara’ dengan brand. Yang produknya mereka percaya, yang mereka pakai, yang mereka makan

5. Mereka mungkin fully aware kalau dibalik akun-akun social media itu, ada orang-orang, yang mereka panggil dengan nama akrab, ‘min’ 😀 Tapi virtually, mereka merasa kalau ingin mengungkapkan perasaan terhadap brand yang produknya mereka pakai, langsung ke brand tersebut, sama rasanya dengan mencolek teman yang ada di sebelah. Mungkin mereka mau ngomong, “Eh, produkmu yang baru itu manis banget, ga suka gw” “Eh, gw suka produk lo yang baru, itu belum pernah ada disini sebelumnya” “Eh, promo campaign lo basi banget sih! Udah pernah ada kaleee sebelumnya, kenapa lo pake lagi idenya? Ga ada ide lain?”

6. Consumer can be cruel. Yes, they can. They can be so nice. Yes, they can. Consumer can be so supportive. Yes, they can. Consumer can be an evangelists. Yes, they will. Tergantung seberapa bagus produk kita, untuk dapat menciptakan fanatisme mereka akan merk kita. They will self promote our brand, and mostly, they’re moms. Kebanyakan, mereka akan beli (jika puas yah), beberapa produk yang mereka suka, untuk mereka pakai, dan juga mereka ceritakan kepada para ‘gank’-nya Yup, moms are strong persuader 🙂

7. How to grow followers/fans, true of them. Without using fake accounts. Without buying any followers. Buy them? Yes, I know some sites whom sell followers. And the’re quite cheap actually. Hundreds thousands of them can be collected in a blink of an eye, no need to reach your wallet deep. Tapi ga bakalan saya pakai cara ini, karena fake accounts means nobody. They’re just there, created, just to popped up if there’s any quizzes with prizes showed up.

Saya pingin brand via account social medianya benar-benar berbicara dengan consumer-nya. Bukan punya ribuan atau ratusan bahkan jutaan fans-followers yang hanya dapat dibanggakan sebagai milestone atau trophy belaka. Dan sebaliknya, brand bisa menerima masukan langsung dari para konsumen-shoppers-customernya. Langsung, tak ada batas. Egaliter.

Jujur, ini PR yang SAAT INI susah buat saya.

8. How to find what they actually need, in a virtual communication? Some kind of communication that other account hasn’t have yet. A unique one. Memang jika kita amati banyak banget akun-akun socmed (facebook and twitter) yang punya ratusan ribu followers/fans. Strong brand? Yes, they have. Massive communication? Yes, they have. Lots of dollar to spend? Yes, they have it all. Strong concept? Well, any brand can have it. So, where do we begin now?

A good concept?  Yang seperti apa? Let’s find them then…

Tentang judul tulisan ini, “Virtual gak akan mengganti actual conversation, tapi tetep kudu ada…” Well, memang hubungan interpersonal yang terjalin secara face to face, jabat tangan erat dan hangat tidak akan mengganti hubungan virtual di internet. Tapi saat ini, virtual marketing harus dipunyai oleh suatu brand.

4 Comments Add yours

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s