Pernah lewat Jalan Balai Pustaka, Rawamangun – Jakarta Timur?
Kalau pernah, dan lebih dari sekali, pasti akan lihat supermarket dengan warna khas hijau yang bernama Tip Top Supermarket. Tag line-nya juga khas dan simple (easy to remember). Top Barangnya, Tipis Harganya…
Buat moms, pasti tahu kalau belanja disini lebih hemat. Dan emang cenderung di beberapa SKU (Stock Keeping Unit) atau items, harganya bila dibandingkan baik dengan IKA atau NKA lainnya pasti lebih murah. Well, for moms, every penny matters. Right, mom?
Supermarket ini buat para pedagang perantara cukup terkenal. Banyak dari mereka yang datang berbelanja dalam jumlah besar, untuk dijual kembali di warung/toko mereka. Alasannya, margin yang diambil oleh Tip Top sendiri lumayan tipis.
Mungkin prinsip ini yang dipegang oleh Pak Roesman (alm), pengusaha asli pribumi dari Padang, yang lebih mengutamakan kekeluargaan yang everlasting daripada keuntungan besar yang menjauhkan mereka dari para pelanggan.
Karena margin (keuntungan) yang diambil lumayan tipis, maka tak heran kalau toko di Rawamangun (salah satu cabang Tip Top) selalu ramai dikunjungi. Nah, kalau sedang belanja di akhir atau awal bulan, jangan harap bisa belanja dengan santai. Karena penuh. Belum lagi antrian yang panjang di kasir saat kita hendak membayar belanjaan kita. Itu suasana Tip Top yang dilihat dari kaca mata konsumen atau shopper, yang belanja di toko tersebut.
Nah, kalau melihat dari kacamata supplier, sebenarnya penataan dan display di Tip Top Rawamangun tidak terlalu istimewa. Jika kita masuk, maka kita akan langsung disuguhi deretan pengantre di kasir. Masuk lebih dalam, akan lihat freezer es krim dan frozen food lainnya memanjang sampai kebelakang, area daging dan ikan (area fresh ada di bagian tengah toko.
Divisi fresh ini membagi dua toko, sisi kiri untuk grocery food. Dan sisi kanan untuk grocery non-food.
Sebenarnya ada lantai 2.
Di lantai 2, yang di-display adalah produk ‘soft lines’ Seperti perlengkapan bayi (kereta dorong, mainan bayi), susu bayi, dan sebagainya. Salah satu supplier susu juga membangun baby corner disitu. Usaha trade marketing yang cukup mengena. Karena selain memberikan ed
ukasi (yang disisipi product knowledge dari susu bayi tersebut), maka akan ada convertion rate. Antara lain karena brand susu bayi yang kuat terpasang disitu, ada kemungkinan besar untuk mencoba produk tersebut sebagai pelengkap. Karena setahu saya, susu bayi termasuk produk FMCG yang susah untuk switch user. It’s all about trust of consumer-shopper to supplier’s goods.
Sisi kiri dari pintu masuk adalah area grocery food. Sisi kanan dari pintu masuk adalah area grocery non-food dan appliances.
Jadi cukup mudah buat shopper Tip Top untuk belanja. Tergantung mulai dari mana. Mau belanja non-food dulu, ya akan bergerak ke sebelah kanan. Selain grocery non-food, juga akan menemukan appliances (peralatan dan perlengkapan). Kalau kita beranjak dari sisi kanan toko ke sisi kiri, well, kita akan menemukan banyak sekali area di toko yang disewa oleh supplier untuk di dress up atau di-branding oleh supplier. Mulai dari pillar, isle (lorong), top gondola/end gondola, floor (lantai). Belum termasuk strip clip, shelf talker, shelf vision, dan sebagainya yang terpasang rapi di sepanjang rak.
Even di COC, deretan chiller, baik itu susu maupun minuman dalam kemasan, berada dalam dress up yang cantik. It’s a beautiful trade marketing vision.
Satu hal yang menjadi ciri khas dari Tip Top Supermarket ini adalah alunan nada Islami sepanjang toko ini buka. Terlebih di suasana Ramadhan kemarin, suasana toko benar-benar Islami. Mungkin ini yang membuat para shopper betah untuk berbelanja disini, dan selalu kembali ke sini.
Tip Top ada 6 gerai. Rawamangun, Pondok Bambu, Pondok Gede, Cimone-Tangerang, Ciputat, dan Depok. Semua punya ciri khas yang sama, Islami dengan corak warna hijau dan kuning. Toko Rawamangun merangkap head office. Di lantai 2.
Yang terbaru adalah toko di Ciputat. Toko ini adalah peralihan dari lokasi lama (hanya berjarak kurang lebih 1 km), dimana dibuka kembali di gedung yang baru. Brand new building. Dan seperti halnya di toko pusat di Rawamangun, hampir semua bagian bangunan dan area toko sudah disewa para supplier untuk memajang brandingnya. Tetap via in store dress up. Tetap menjadi supermarket Islami yang sungguh cantik.
Surprisingly, independent key account ini adalah salah satu local account kuat. Well, disebut account lokal karena hanya ada di Jabodetabek saja. Tapi apakah ada kemungkinan akan melebarkan sayap ke luar Jabodetabek? Ucapan dengan nada optimis pernah diucapkan oleh Afif Roesman, Marketing Director dari Tip Top Supermarket.
How strong is it?
Well, pernah membandingkan data sales annual antara semua toko supermarket yang ada (nasional), di kategori es krim, Tip Top Rawamangun menduduki top 5 stores. Dimana top 5 itu juga diisi oleh Carrefour Lebak Bulus. A huge hypermarket with great shopper potentials. Kenapa menurut saya Tip Top Rawamangun luar biasa?
Well, anda bisa berkunjung ke kedua toko tersebut, dan bandingkan space-nya. Luas tokonya.
Dan anda akan surprised kalau melihat space untuk es krim hanya 1/10 dari space di Carrefour Lebak Bulus. Bagaimana bisa sales 1 hypermarket national chain store bisa diimbangi oleh supermarket lokal? Jawabannya adalah :
1. Loyal shoppers yang selalu datang dan datang lagi
2. Harga yang sangat masuk akal bagi para ibu-ibu (one of market driver in 2011)
3. Turn over produk yang luar biasa, karena harga yang cenderung murah, di semua kategori
Oh ya, satu lagi. Karena lokasi parkir yang sangat terbatas (terkadang parkir di depan kompleks ruko diseberang toko), seringkali susah untuk mendapatkan parkir saat belanja di Tip Top. Terlebih saat weekend, atau akhir bulan.
Jadi, kalau anda lewat Jalan Balai Pustaka dari arah Jalan Pemuda kearah Rawamangun, dan tersendat, mungkin karena para pelanggan Tip Top Supermarket yang sedang melambatkan mobilnya untuk parkir =)
It’s a strong independent key account, it is.
One Comment Add yours